Tapi Admin K itu sok tau. Secara sepihak diubahnya sub-kanal artikel itu menjadi "Cerpen". Nah, itu artinya Admin K memvonis Felix Tani sebagai pembual, atau tukang buras, atau sekurangnya tukang rekayasa, bukan? Kejadian nyata itu dianggap Admin K sebagai cerita bohongan. Bah, Felux Tani tukang bohong.
Saya diberitahu Felix Tani bahwa dia minta opini Ayah Tuah mengenai kasus ini. Di luar dugaan, dengan argumentasi yang logis, Ayah Tuah justru mengamini keputusan Admin K. Artinya Ayah Tuah tertular virus ST (sok tau) juga dari Admin K.
Ya, sudahlah. Kalau Ayah Tuah sudah berfatwa, maka Felix Tani tak berkutik. Â Diterimanyalah vonis Admin K bahwa artikel itu adalah sebuah "Cerpen". Â Kendati dalam hati dia gondok menolak. Sekalinya nulis cerpen, kok ya hasil vonis.
Oh, iya. Apakah kamu tahu artikel-artikel Felix Tani itu  sebenarnya sama sekali  tidak informatif, tidak edukatif, dan tidak  juga menghibur? Artikel-artikel Felix Tani hanya terkesan begitu, tapi itu semu. Yang sebenarnya, artikel-artikel Felix Tani adalah provokasi, atau lebih buruk lagi agitasi.
Artikel ini contohnya. Lewat artikel ini, Felix Tani memprovokasi kompasianer untuk tak percaya pada Admin K. Masa "kisah nyata cinta" dibilangnya "cerpen". Â Ayah Tuah setuju pula.
Oh, Ayah, "entah apa yang merasukimu". (eFTe)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H