Kebaikan itu datang tanpa diminta. Kalau diminta, itu bukan kebaikan. Tapi pemberian. Dan tak ada pemberian tanoa pamrih.Â
Tiurma, anak gadis Poltak, tadi malam mengalami kebaikan semacam itu. Dia dalam perjalanan pulang naik kereta api malam Jayabaya. Sendirian. Dari Malang ke Jakarta. Itu pengalaman pertama baginya sendirian.
Jayabaya itu kereta lintas jalur Pantura Jawa. Berangkat dari Stasiun Lawang, Malang  Selasa 23 Agustus 2022 pukul 12.14 WIB, via Surabaya. Dijadwalkan tiba di Stasiun Senen Jakarta Rabu esoknya pukul 01.25 WIB.
Sudah pasti orang yang paling cemas dan, karena itu, paling reseh soal perjalanan mandiri pertama Tiurma adalah Berta, istri tunggal Poltak.
Kecemasannya sempat menjadi kepanikan. Lantaran Tiurma mewarisi kekenthiran ayahnya. Lewat WAG keluarga dia mengirim pesan telah ketinggalan kereta. Lantaran tertidur di ruang tunggu Stasiun Lawang, Malang.Â
Hal yang tak logis. Karena Tiurma tiba di stasiun 30 menit sebelum kereta tiba. Tapi Berta, ibunya sempat panik kena prank seperti itu.
Manifestasi kecemasan Berta, dan sebenarnya juga Poltak yang sok cool, adalah pesan WA tiap jam. "Sudah di mana?" Â "Siapa yang duduk di sampingmu?"
Dijawab, "Ibu-ibu."
Diingatkan, "Waspada pada tetangga duduk di kereta. Biarpun ibu-ibu. Jangan dipercaya." Â