Aku ingin berhenti merdekaÂ
jika kemerdekaan adalah memberlakukan sesuatu hukum agama dan adat di atas hukum negara, memilih pemimpin hanya bila seagama dan sesuku, memilih wakil-wakil rakyat yang tak merakyat dan tak kenal rakyat, membayar pajak demi pembangunan yang tak memakmurkan, mengupah pegawai negeri sipil yang tak melayani, menggaji tentara dan polisi yang tak memberi aman, toleransi pada penistaan ajaran agama dan nilai budaya yang beda, kebebasan memaki dan menghina presiden dan pemerintah, kreativitas rekayasa anggaran pembangunan dan perkara kriminal, melambungkan harga-harga ke atas daya beli yang merosot, mengumbar kekerasan seksual di rumah-rumah ajar, menyebar ajaran yang memecah-belah kemajemukan sosial, dan menebar hoaks yang mendungukan sesama.
Sungguh melelahkan, bila demikian, aku ingin berhenti merdeka.Â
Atau setidaknya, tuan dan puan, izinkan hamba rehat merdeka hingga ke batas waktu yang taktentu. (eFTe)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H