Itulah gara-garanya!
Supporter lalu marah dan menuduh AFF sengaja menerapkan aturan yang merugikan Indonesia. Juga menuduh AFF memihak Vietnam dan Thailand. Sambil menuduh kedua tim itu "main mata" pada laga terakhir untuk menyingkirkan Indonesia.
Masih kata para supporter, seandainya Tim U-19 lolos semifinal, maka sudah pasti akan tampil sebagai jawara Piala AFF U-19 2022.
Tapi gara-gara aturan "head to head" ala AFF nan sontoloyo itu -- aturan dan AFF-nya sama sontoloyo -- Indonesia gagal ke final dan batal jadi juara.
Hei, para supporter Indonesia, juga pengurus PSSI. Loe tu ye, sauvinis boleh-boleh saja. Tapi akal sehat jangan disia-sia, dong.
Gue kasi tau loe pade, ye. Pikiran elo, elo, dan elo tuh  namanya "awak tak pandai menari dikatakan lantai terjungkat".
Timnas U-19 kita yang tak pandai bikin gol ke gawang Thailand dan Vietnam, dikatakan aturan "head to head" yang sontoloyo dan Thailand yang "main mata" dengan Vietnam yang "main mata" di laga terakhir.
Lihat faktanya, Kawan. Di laga semi final Malaysia membantai Vietnam 3-0 dan Laos membantai Thailand 2-0. Â Sementara di fase grup, Indonesia hanya mampu bermain imbang 0-0 dengan Vietnam dan Thailand.
Tahu apa artinya angka-angka skor itu, kan?
Itu artinya Malaysia dan Laos lebih kuat dibanding Indonesia. Â Jadi, misalkan Indonesia melaju ke semi final sebagai juara grup -- itu kalau pakai aturan selisih gol, sih -- kemungkinan besar bakalan kalah juga dari Malaysia atau Laos.
Berarti Indonesia kemungkinan besar juga akan gagal jadi juara Piala AFF U-19 2022, dong.