Kenapa sih Engkong Felix gak pernah serius nulis di Kompasiana? Seorang rekan kompasianer bertanya begitu.Â
Dari pilihan diksinya jelas penanya itu perempuan. Sebab kata/frasa "gak pernah" dan "selalu" itu diciptakan khusus untuk perempuan. Iya gak, sih?
Karena sudah dilabel  "gak pernah serius", maka sekalian Engkong beri jawaban "gak serius". Karena di Kompasiana sudah terlalu banyak manusia serius.Â
Umumnya mereka yang serius itu adalah warga milenial. Mereka fokus buang energi nulis artikel serius. Kasian sih, senenarnya. Masih muda udah serius banget.
Salahkan Admin yang non-stop mengiming-iming kompasianer milenial irudengan topil-topil yang membakar darah muda. Â
Tapi, sudahlah.
Untuk mematahkan stigma "gak pernah serius" itu, Engkong sekarang mau nulis tentang suatu hal yang serius banget. Tentang ikhtiar Acek Rudy membuka  Kursus Kamasutra.Â
Kamasutra? Iya, Â emangnya kenapa. Terlarang? Lha, bukunya gak pernah dibredel penguasa, kan? Dan yang terpenting, kamu mau ikutan kursus, kan? Iya, kan? Jangan munafiklah.Â
Cukup satu orang munafik di Kompasiana. Bilangnya gak mikirin K-Rewards. Faktanya selalu menunggu pengumuman peraih K-Rewards tiap awal bukan. Kalau namanya gak muncul di 20 besar, langsung merisak Admin Kompasiana. Hanya Engkong Felix yang begitu.
Huh, dasar Engkong kompasianer picisan. Lha, emang picisan. Sebulan nulis artikel, cuma dapat K-Rewards kurang dari Rp 49, 999.
Lupakan Engkong.
Lantas, kenapa Acek Rudy terpikir membuka kursus Kamasutra? Simpel. Â Karena penghasilannya dari Kompasiana anjlok bulan lalu. Besar pasak dari tiang. Â Bisnis Kompasiana Acek Rudy tekor menjurus pailit.
Karena itu Acek Rudy perlu ekspansi ke bidang usaha baru untuk business recovery. Perlu new income generating activity untuk sekurangnya menutup defisit.Â
Syukur-syukur ada sedikit surplus untuk bayar utang sop konro Acek. Jadi gak perlu harus restrukturisasi macam utang soto  Engkong Felix ke Mas Karso.
Kursus Kamasutra itu terbuka umtuk umum. Tapi dengan satu syarat: sudah punya pasangan hidup yang legal. Otomatis jomlo tereliminasi, dong.
Kasihan sih para jomlo itu. Jadi terkesan kena diskriminasi, ya. Tapi kalau dipikir-pikir, percuma juga jomlo ikut kursus. Sebab nanti ada sesi praktikum. Nah, jomlo mau praktikum dengan siapa, coba. Masa dengan pilar jembatan layang?
Mungkin kamu berpikir, "Kamasutra? Halah, kuno bangetlah itu! Ogah, ah!"Â
Eh, jangan salah. Acek Rudy sudah mendevelop produknya menjadi Kamasutra 4.0. Mulai dari pendahuluan, metode, analisis, sampai kesimpulan hubungan suami-istri sudah dikonversi ke program digital berbasis internet. Jadi, teori dan praktek Kamasutra akan dideliver secara on-line. Â Praktek juga dilakukan secara on-line dengan jaminan kepuasan maya. Â
Bagaimana persisnya kurikulum Kursus Kamasutra itu, Engkong tidak akan bocorkan di sini. Sebab artikel ini bukan artikel spoiler manga atau anime.
Lantas kapan Batch I Kursus Kamasutra akan diadakan dan berapa investasinya?
Wah, tentang hal itu langsung minta konfirmasi saja pada Acek Rudy. Engkong tak tahu-menahu soal itu. Tugas Engkong hanya mengompori Acek Rudy dengan mengajukan proposal.
Kamu baru saja selesai nembaca proposal itu. Bagaimana menurutmu. Feasibel gak, sih? (eFTe)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H