Simpan dulu di benak cerita tentang Poltak itu. Berikut ada cerita aktual dan faktual.
***
Pada hari Jumat, 10 Juni 2022, Â Roy Suryo, politisi Partai Demokrat dan mantan Menpora RI, mencuit di akun Twitter @KRMTRoySuryo2 begini:Â
"Mumpung akhir pekan, ringan2 saja Twit-nya. Sejalan dgn Protes Rencana Kenaikan Harga Tiket naik ke Candi Borobudur (dari 50rb) ke 750rb yg (sdh sewarasnya) DITUNDA itu, Banyak Kreativitas Netizen mengubah Salah satu Stupa terbuka yg Ikonik di Borobudur itu, LUCU, he-3x (emotikon tertawa) AMBYAR."
Di bawah teks cuitan itu, Roy Suryo mengunggah dua foto salah satu stupa (rupang) Budha di Borobudur yang wajahnya telah diedit menjadi mirip wajah  Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Di atas salah satu foto (kanan), tercantum alamat akun pengunggah terdahulu, dan kalimat ini:Â
“Di stupa candi borobudur ada patung dewa anyar."
Sementara pada foto satunya lagi (kiri) terulis ujaran ini:Â
"Pantas saja tiketnya mahal ternyata opung sudah buat patung 'I Gede Utange Jokowi' untuk tambahan dana bangun IKN."
Apa yang hendak dikatakan Roy Suryo dengan teks cuitannya, dan pengunggahan ulang foto stupa Budha berwajah mirip Jokowi itu? Saya akan coba tafsirkan menggunakan metode interpretivisme -- lazim digunakan dalam riset antropologi dan sosiologi.
Perhatikan, cuitan Roy Suryo itu terdiri dari tiga kalimat:
- "Mumpung akhir pekan, ringan2 saja Twit-nya. Sejalan dgn Protes Rencana Kenaikan Harga Tiket naik ke Candi Borobudur (dari 50rb) ke 750rb yg (sdh sewarasnya) DITUNDA itu.
- Banyak Kreativitas Netizen mengubah Salah satu Stupa terbuka yg Ikonik di Borobudur itu.
- LUCU, he-3x (emotikon tertawa) AMBYAR."
Kalimat (1) itu adalah konteks untuk kalimat (2) yang menjadi pesan utama, dan kalimat (3) adalah penegasan persetujuan untuk kalimat (2).Â
Jadi, Roy Suryo sejatinya tidak lagi mengkritik rencana pemerintah untuk menaikkan tiket naik ke candi Borobudur. Â Sebab dia juga tahu rencana itu sudah ditunda (pada tanggal 8 Juni 2022). Karena itu no issue dengan rencana tersebut. Â
Roy Suryo hanya menggunakan isu itu sebagai konteks untuk pesan "kreativitas netizen mengubah (wajah) salah satu stupa di Borobudur (menjadi mirip wajah Jokowi)". Pesan inilah yang disetujui oleh Roy Suryo, dengan menilainya "lucu" -- bukan "terwelu" seperti biasa dicuitkannya jika tak setuju.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!