Dulu Engkong Felix pernah menganggit dan mengagihkan artikel "Jangan Ajari Aku Menulis" di Kompasiana.Â
Kalau ingin baca artikel itu, silahkan cari sendiri. Usaha sikitlah!
Dalam artikel itu Engkong bilang setiap orang pada dasarnya adalah penulis yang unik. Jadi kalau mau menulis, setiap orang mestinya belajar sendiri. Bukan diajari orang lain.
Intinya, menurut Engkong  kemampuan menulis harus dipelajari sendiri, jangan diajarkan.
Ada dua pertanyaan di sini. Pertama, mengapa harus belajar sendiri?
Ya, karena jika kamu mau menjadi penulis, maka kamu harus menjadi penulis yang unik, dengan signature sendiri. Itu hanya mungkin terjadi jika kamu belajar sendiri.
Kedua, mengapa tidak boleh diajarkan?
Ya, karena setiap penulis seharusnya unik, bukan duplikat dari penulis lain. Jika ada seorang penulis mengajar orang lain menulis, maka dia akan merujuk pada pengalamannya sendiri. Artinya, dia menawarkan diri sebagai teladan, bukan?
Menulis karena diajari itu berisiko jadi epigon, pengikut. Kata orang, pembebek. Setahu Engkong, kamu bukan bebek, kan?
Bebek itu ada di warung makan Madura. Bebek bumbu hitam. Atau di rumah makan Padang. Itiak lado mudo. Atau di warung tenda Lamongan. Bebek goreng. Atau di kedai makan Makasar. Nasu palekko.
Eh, kok jadi ngomongin makanan, ya? Tapi kamu mau, kan?
Tapi kalau ada rekan penulis mau mengajari kompasianer, khususnya para remaja, menjafi penulus di Kompasiana, ya, silahkan saja. Atau kalau ada kompasianer yang mau belajar menulis pada kompasianer senior, ya, monggo ae.Â
Itu pilihan. Engkong bukan seorang diktator.
Tapi Engkong juga sudah memilih. Pantang diajari dan mengajari menulis. Engkong memilih untuk belajar sendiri. Dan seperti inilah hasilnya. Kenthir!
Bisa dibayangkan apa hasilnya jika Engkong mengajari kompasianer muda menulis. Hanya akan menambah jumlah kompasianer kenthir di sini.
Kasihan Admin Kompasiana, kan?
Eh, tapi ngomong-ngomong, emang ada yang minta diajari nulis sama Engkong? Kayaknya gak ada yang mau, deh.
Kasian deh loe, Kong. Hahaha. (eFTe)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H