Mengapa begitu? Karena kata horas itu merujuk pada suatu kondisi kebaikan sosial pada manusia. Kebaikan sosial di situ diartikan secara luas: sosiologis, psikologis, spritualitas, kesehatan, dan kesejahteraan.
Makna kata horas dengan demikian adalah syukur dan, atau, harapan akan kondisi kebaikan sosial bagi sesama yang menjadi mitra komunikasi.Â
Orang Batak Toba memiliki tiga ukuran untuk kebaikan sosial. Pertama, hamoraon yaitu kekayaan akan harta-benda dan kemurahan hati (na mora). Seseorang bisa saja kaya harta benda. Tapi jika tak murah hati, maka kekayaannya tidak lengkap.
Kedua, hagabeon yaitu keturunan yang besar (na gabe), lengkap anak lelaki dan perempuan, serta cucu dan cicit. Jika seseorang kaya, tapi tak punya keturunan, maka hidupnya dianggap tak lengkap juga.
Ketiga, hasangapon yaitu kemuliaan atau kehormatan dalam kehidupan bermasyarakat (na sangap). Jika seseorang kaya dan berketurunan besar, maka dia akan terpandang dan dengan cara itu menjadi mulia atau terhormat.
Sejatinya, kata horas adalah sebuah konsep yang merujuk pada tiga ukuran kebaikan itu sekaligus:Â hamoraon (na mora), hagabeon (na gabe), hasangapon (na sangap).Â
Hal itu akan lebih mudah dipahami jika dijelaskan dengan ilustrasi peristiwa sosial. Saya akan beri tiga ilustrasi.
Ilustrasi 1. Suatu hari keluarga Poltak di Panatapan kedatangan tamu, kerabat dari Sumatera Timur. Saat bersua di depan pintu, kerabat itu menyapa, "Horas!". Orangtua Poltak menyapa balik, "Horas!"Â
Makna horas di situ adalah pernyataan syukur bahwa kedua pihak boleh bertemu dalam kondisi sosial yang baik. Dalam arti kedua pihak sama-sama dalam kondisi mora, gabe, dan sangap. Tentu ukuran hamoraon, hagabeon, dan hasangapon di sini bersifat relatif.
Ilustrasi 2. Suatu hari keluarga Poltak melepas dirinya merantau ke Pulau Jawa. Sebelum perpisahan, setelah berbagai petuah dan harapan, orangtua Poltak berkata, "Sai horasma ho di pangarantoan" (Semoga kau horas di perantauan). Lalu Poltak membalas, "Hamu pe, sai horasma tading di huta" (Semoga kalian horas tinggal di kampung).
Makna kata horas dalam percakapan itu adalah harapan akan kondisi sosial yang baik dan semakin baik bagi kedua pihak. Bagi Poltak yang pergi merantau, semoga kelak menjadi kaya, berketurunan banyak, dan terhormat. Harapan serupa berlaku juga bagi keluarganya ditinggal di kampung halaman.