Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Ketika Kakek dan Nenek Pulang Pagi

9 Maret 2022   07:40 Diperbarui: 9 Maret 2022   12:31 431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi diambil dari wowkeren.com

Ini bukan tentang Pak Tjiptadinata dan Bu Roselina.  Bukan.  Kamu pikir hanya beliau berdua kakek dan nenek di sini? Beuh, jangan salah.  Masih ada Aki Hensa yang ngetop dengan ulasan sepakbola.  

Tapi ini juga bukan tentang Aki Hensa.  Beliau tak pernah pulang pagi. Tapi nonton siaran sepakbola di tipi sampai pagi. Demi memuaskan kompasianer yang haus ulasan sepakbola yang gak pernah dimengertinya.

Ini tentang Poltak dan Berta, pasutri kakek-nenek yang sudah lansia.  Lansia? Ya, itu perlu ditegaskan.  Sebab ada juga kakek-nenek kinyis-kinyis matang manggis.  Meminjam istilah Pakde Kartono di Kompasiana zaman edan.

Tadi malam Poltak dan Berta harus bolak-balik sampai pagi ke IGD sebuah rumah sakit swasta di Jalan Gandaria, Jakarta Selatan. Urusannya sakit perut Berta yang kambuh gegara makan sambal yang kepedasannya salah level. 

Begitulah lambung lansia.  Galat baku kepedasan, kegurihan, keasinan, kemanisan, dan kemasaman makanan tak boleh melenceng. Kalau dilanggar, risikonya pemberontakan di lambung.  

Risiko itulah yang terjadi di lambung Berta tadi malam. Berdasar pengalaman sebelumnya, pemberontakan itu hanya bisa dipadamkan oleh dokter dan perawat IGD.

Maka, tengah malam, Poltak dan Berta berkendara ke rumah sakit di Jalan Gandaria itu.  Tiba di IGD, setelah menyusuri jalanan sepi selama 30 menit, seorang dokter jaga dan dua orang perawat langsung melayani dengan ramah dan cekatan.  Berta satu-satunya pasien IGD dini hari itu. Ya, rasanya seperti dilayani di rumah sakit pribadi.

Lazimnya, untuk meredam pemberontakan di lambung, Berta mesti diberi suntikan infus pereda sakit lambung.  Tapi saat itu urung diberi karena Berta masih merasa kuat memadamkan pemberontakan di lambungnya.  Poltak sudah pasti mendukung Berta menumpas pemberontakan itu.

Ternyata,  upaya penumpasan mandiri gagal, saudara-saudara! Setiba di rumah, walau sudah makan obat-obatan dan bubur instan, pemberontakan di lambung Berta semakin berkobar.

Tak ada cara lain. Harus kembali lagi ke rumah sakit untuk mendapat infus peredam sakit lambung.  Itulah yang Poltak dan Berta lakukan.  Lepas dini hari berkendara ke rumah sakit, saat Acek Rudy dan Prov. Pebrianov ngorok kelonan bersama istri di ranjang mantan pengantin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun