Logika hubungan Kompasiana eror dan kompasianer tekor itu simpel.
Faktanya, ada lima artikel di kanal Terpopuler, dan empat artikel di kanal NT, bercokol  selama 4 hari karena Kompasiana eror.
Akibatnya, sejumlah artikel kompasianer lain terhadang, tak bisa masuk kanal Terpopuler dan atau NT.
Dampaknya, sejumlah kompasianer kehilangan peluang meraup UV besar dan, karena itu, kehilangan peluang mendapat cuan K-Rewards.
Dampak lanjutnya, perolehan K-Rewards anjlok jauh ke bawah biaya produksi artikel atau, istilah bisnisnya, tekor abis.
Tapi lupakan itu. Kalau dipikirin terus, lama-lama K-Rewards akan menjadi berhala kapitalis bagimu.
Lalu bagaimana logika hubungan Kompasiana eror dan kompasianer gagal centang biru?
Jaka Sembung bawa bakul, gak nyambung itu dengkul. Itu maksa masuk tapi gak masuk-masuk. Macam gajah maksa masuk lubang tikus.
Ambil contoh kompasianer Ari Budiyanti yang akunnya gak kunjung centang biru.Â
Mau Kompasiana waras atau eror, tetap saja akun Mbak Ari setia centang hijau. Jadi jelas gak ada hubungan kegagalan centang biru Mbak Ari dengan erornya Kompasiana, kan?
Lantas apa sebab akun Kompasiana Mbak Ari gagal centang biru?Â
Jelas karena centang-mencentang itu prerogatif Admin K, bukan privilese kompasianer. Privilese kompasianer, jika dia centang biru, adalah otomatis label pilihan untuk artikelnya.
Kasihan memang kompasianer centang hijau itu. Udah tekor, gak sohor pula. Pedih.
Tapi kompasianer itu patriotismenya memang luar biasa. Sudah tahu Kompasiana eror, masih tetap nulis juga as usual. (eFTe) Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H