Begitu juga, kalau jujur cuma berharap pembaca dari kalangan Kompasiana, bakalan "mati penasaran". Sejumlah kompasianer menempuh strategi pemasaran digital. Artikelnya dipasarkan lewat jaringan medsos, komunitas online, Â dan WAG. Hasilnya, jumlah lumayanlah ratusan, bahkan ada yang ribuan sampai puluhan ribu. Itu mayoritas pembacanya bukan kompasianer.
Sebagai contoh. Ada beberapa kompasianer yang artikelnya bisa meraih pembaca ribuan bahkan belasan ribu. Tapi jumlah vote di bawah lima, dan komentar di bawah tiga. Bisa dipastikan mayoritas pembacanya bukan kompasianer.
Pada akhirnya kita harus bertanya pada diri masing-masing. Mau jujur di Kompasiana atau sedikit tricky tapi gak bohong. Jadi gak dosa-dosa amatlah.
Contohnya artikel ini. Judulnya tricky, mungkin berbau clickbait, tapi kan gak bohong. Felix Tani memang sudah terkenal sebagai Kompasianer paling gak jujur, bahkan sejak ayah dan bundanya belum lahir. Membaca artikelnya bisa bikin naik pitam karena merasa dibohongi tanpa berbohong.
Engkong cuma mau mengingatkan. Sudah banyak kompasianer jujur mati karena artikelnya minim pembaca. Paling tidak mati suri. Mudah-mudahan  menjelang Pilpres 2024 nanti pada hidup lagi. (eFTe)
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H