Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Tiga Artikel Kompasiana Bikin Kesal Hari Ini

6 Januari 2022   19:28 Diperbarui: 7 Januari 2022   05:01 671
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lihatlah betapa indah sawah kita (Dokpri)

Jangan takut kesal sebab kesal itu produktif.-Felix Tani

Kompasiana hari ini bikin Engkong Felix kesal hingga ke ujung korong. 

Itu gara-gara tiga artikel yang dianggit dan diagihkan tiga kompasianer panutan. Sekurangnya panutan bagi anak-anaknya.

Pertama, artikel agihan Om Jay  atau Wijaya Kusuma tentang Walikota Bekasi yang tertangkap tangan oleh KPK.

Selama ini Engkong diyakinkan bahwa Bekasi itu ada di planet lain, bukan di bumi. Mustahil dijangkau. Lha, kok bisa-bisanya KPK tiba di sana dan menangkap walikotanya?

Engkong kesal banget. Merasa dibohongi selama ini.

Kedua, artikel agihan Mas Jepe, alias Joko Purwanto, tentang pilihan istilah lokal peneliti untuk periset, bukan pencari.

Selama ini Engkong diyakinkan peneliti itu adalah manusia pencari jawaban yang benar atas sebuah pertanyaan. 

Tapi setelah mengulik etimologi kata peneliti, Engkong harus kecewa dan kesal. 

Kata dasar peneleti itu ternyata teliti. Kata yang lebih dasar lagi titi, artinya cermat, persis. Titi itu tunggal, teliti jamak, seperti pada geligi.

Jadi, kalau begitu, peneliti itu adalah bentuk jamak dari peniti.  

Cuma peniti? Benda penyambung tali BH putus atau tali kolor putus itu? 

Engkong mengklaim diri peneliti. Ternyata cuma peniti. Tak pantaskah Engkong kesal?

Ketiga, artikel Mas Tonny alias Tonny Syarial tentang Cappadocia, daerah wisata balon udara di Turki sana.

Gara-gara Kinan "Layangan Putus" bilang "Cappadocia itu impianku", mendadak tamvah virallah destinasi wisata itu. Mendadak penonton sinetron itu ikut-ikutan bermimpu je sana.

Engkong kesal bukan main. Mengapa sinetron itu harus mempromosikan destinasi wisata di negeri orang? Mengapa bukan di negeri sendiri? Kita sedang butuh devisa, tauk!

Okelah, sinetron itu berdasar kisah dinyata-nyatakan. Tapi, apa susahnya sih mengganti Cappadocia dengan Jeneponto misalnya? 

Coba, ada yang tahu di mana letak kota Jeneponto? Gak ada, kan? Wajar dong bila Engkong kesal.

Begitulah. Engkong terlalu kesal pada Kompasiana hari ini. Sampai kehilangan selera untuk merisak Admin K.(eFTe)

 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun