Jangan takut kesal sebab kesal itu produktif.-Felix Tani
Kompasiana hari ini bikin Engkong Felix kesal hingga ke ujung korong.Â
Itu gara-gara tiga artikel yang dianggit dan diagihkan tiga kompasianer panutan. Sekurangnya panutan bagi anak-anaknya.
Pertama, artikel agihan Om Jay  atau Wijaya Kusuma tentang Walikota Bekasi yang tertangkap tangan oleh KPK.
Selama ini Engkong diyakinkan bahwa Bekasi itu ada di planet lain, bukan di bumi. Mustahil dijangkau. Lha, kok bisa-bisanya KPK tiba di sana dan menangkap walikotanya?
Engkong kesal banget. Merasa dibohongi selama ini.
Kedua, artikel agihan Mas Jepe, alias Joko Purwanto, tentang pilihan istilah lokal peneliti untuk periset, bukan pencari.
Selama ini Engkong diyakinkan peneliti itu adalah manusia pencari jawaban yang benar atas sebuah pertanyaan.Â
Tapi setelah mengulik etimologi kata peneliti, Engkong harus kecewa dan kesal.Â
Kata dasar peneleti itu ternyata teliti. Kata yang lebih dasar lagi titi, artinya cermat, persis. Titi itu tunggal, teliti jamak, seperti pada geligi.