Atau, kalau alasan itu benar, pada leg kedua nanti tolong pendukung Indonesia membawa bendera Singapura ke stadion. Lalu kibarkan dengan cara menggulung bagian pangkal sampai lambang bulan sabit dan lima bintang tersembunyi. Coba lihat nanti, Singapura bakalan tumbang, gak?
[4] Eggy tidak main. Ini alasan yang lebih aneh lagi. Dalam empat pertandingan sebelumnya, Eggy juga tak ikutan main memperkuat Tim Indonesia. Faktanya bisa menang tiga kali dan seri sekali.
Jadi, alasan "Eggy tidak main" itu cuma mitos. Bukan individu pemain yang penting, tapi tim sebagai sebuah kesatuan sosial. Tim tak tergantung pada pemain, tapi sebaliknya. Jadi, Eggy main atau tidak, bukanlah alasan.
Lagian, pade gak mikir kali, ya. Kalo Eggy dipaksain maen kemaren tuh, bisa-bisa dia nendang bola membobol gawang ndiri. Alasannya, disorientasi gegara jetlag. Aje gile!
[5] Pelatih Singapura merujuk ulasan Felix Tani. Ini alasan ngawur bin ngarang tingkat dewa. Katanya pelatih Singapura menemukan strategi untuk mengkonter Indonesia setelah membaca ulasan Felux Tani di Kompasiana.
Sejak kapan pula dia bisa Bahasa Indonesia dan sempat baca Kompasiana. Hoaks banget.
Kalau begitu, apa alasan sesungguhnya sehingga Singapura sukses menahan Indonesia berbagi nilai 1-1?
Tentang hal itu, akan saya jelaskan dalam artikel lain. Sekarang waktunya cekakak-cekikik, kawan. (eFTe)
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H