Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Tiga Soal yang Perlu Klarifikasi Admin Kompasiana Sebelum Januari 2022

22 November 2021   16:06 Diperbarui: 22 November 2021   20:19 437
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dari kompasiana.com

Jika Admin K misalnya mengatakan semua artikel utama adalah "voice", lantas apa landasan moralnya untuk mengatakan artikel-artikel itu adalah opini bermakna (positif) bagi mayoritas pembaca Kompasiana?  Kepentingan siapa sebenarnya yang mengemuka di situ: Admin K (Kompasiana sebagai entitas bisnis) atau Kompasianer?

Soal Ketiga: Makna Program Topik Pilihan Prioritas K-Rewards

Kepentingan siapa yang terkandung pada program Topik Pilihan?  Kepentingan Admin K/Kompasiana sebagai entitas bisnis atau kepentingan Kompasianer? Jika topik pilihan didasarkan pada analisa SEO, bukankah itu berarti membawakan kepentingan Admin K? Agar lalu-lintas pengunjung di K padat, lalu ratingnya naik di Alexa (misalnya), sehingga iklan membanjir dan, karena itu, pendapatan meningkat.  Dengan begitu, kinerja Admin K mengkilap.

Jika Admin K tak menanamkan kepentingan bisnisnya pada program topik pilihan, tentulah tak perlu menjadikannya prioritas K-Rewards. Jelas intensinya untuk memobilisasi Kompasianer menulis sesuai topik pilihan, sehingga kinerja dan profit Kompasiana meningkat. Bukankah itu berarti Admin K telah memperlakukan Kompasianer sebagai kekuatan produksi untuk mencapai tujuan-tujuan bisnisnya? (Lagi, hal itu mencerminkan struktur relasi subyek - obyek).

Kebijakan menggandengkan K-Rewards pada Topik Pilihan itu juga berimplikasi diskriminatif.  Dengan cara itu, Admin K menganak-emaskan Kompasianer yang patuh menulis sesuai topik pilihan.  Sebaliknya menganak-tirikan Kompasianer yang menulis di luar topik pilihan.  Itu bermakna Admin K telah membunuh demokrasi di K, dan menggantinya dengan otokrasi. Semua terpulang pada apa maunya Admin K.

Dengan kebijakan itu, maka yang paling dianak-tirikan adalah kompasianer penulis fiksi.  Menyuruh fiksi menyesuaikan diri dengan topik pilihan sama artinya dengan membunuh kreativitas atau kemerdekaan berpikir.  Apakah kebebasan berpikir memang tak dihargai di Kompasiana? (Sehingga pikiran bebas cenderung dilabeli noise, misalnya?)

Jika benar iklim otokrasi yang berlaku di K, maka motto "Kompasiana Rumah Kita Bersama" memang harus dicoret dan diganti dengan motto lain yang terserahlah apa maunya Admin K.

Itulah tiga soal yang perlu klarifikasi segera dari Admin K. Tolong dijawab sebelum lonceng alih tahun 2021 ke 2022 berdentang. Supaya kompasianer bisa memposisikan diri dan menyusun resolusinya di Kompasiana tahun 2022.  Tentu dengan catatan, penjelasan Admin K dapat diterima akal sehat.(eFTe)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun