Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Cara Bikin Ketimus Kenthir ala Gang Sapi

22 November 2021   06:14 Diperbarui: 22 November 2021   08:26 573
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Selonjor ketimus panas  disamping secangkir teh manis hangat (Dokpri)

Jangan perduli soal predikat. Ketimus is ketimus. Mau sematkan predikat kenthir, klasik, kolonial, milenial, 4.0, tetap saja dia ketimus. Penganan yang terbuat dari singkong parut, kelapa parut, dan gula kalapa ditambihan gula pasir. 

Jika Engkong sebut ketimus kenthir ala Gang Sapi, tak perlulah terpana. Dinamai begitu karena pembikinnya seorang kompasianer kenthir yang tinggal di Gang Sapi Jakarta. Andai dia tinggal di Jeneponto, ya, nama itulah yang akan tersemat.

Bagi Engkong Felix, ketimus itu selalu nikmat. Jika diminta pilih ketimus atau klappertaart, ya, Engkong pasti pilih ketimus dulu. Setelah itu baru makan klappertaart. Kenapa? Karena klappertaart adalah dessert, makanan penutup. (Bukan pencuci mulut, mouth washer, LoL).

Enak itu subyektif, tak bisa diperdebatkan. Walau, tentu saja, layak dipertanyakan. Semisal, bagaimana bisa orang Surabaya bilang rujak cingur itu enak tiada duanya? Atau, bagaimana bisa orang Priangan tergila-gila pada oncom? 

Begitulah. Kamu bisa pertanyakan selera Engkong. Kok bisa-bisanya kesengsem pada ketimus. Sampai-sampai tak  melihat ada nenek cantik lewat di belakangnya. 

Begini. Waktu Engkong masih balita dulu, nenek Engkong kerap bikin ketimus untuk sarapan. Sejak itu lidah dan otak Engkong merekam ketimus sebagai penganan enak.

Boleh ditertawakan, tapi ini soal sensasi lahir-batin. Setiap kali makan ketimus, Engkong serasa terlempar ke masa lalu, ke masa kanak-kanak di Panatapan, kampung Poltak di Tanah Batak sana.  

Makan ketimus bagi Engkong adalah sebuah nostalgia kebahagiaan semasa kecil. Dia bukan semata soal sensasi rasa nikmat di lidah. Tapi juga sensasi rasa bahagia dari masa lalu di ruang memori.

Tapi, di kota "palugada" Jakarta rupanya gampang mendapatkan apa saja, kecuali ketimus. Tak mudah menemukan toko kue yang menjual penganan itu di kota ini. Jauh lebih mudah  menemukan rumah DP Nol Rupiah dan lubang biopori di trotoar.

Singkong parut (Dokpri)
Singkong parut (Dokpri)

Untunglah Engkong menemukan singkong di warung samping pintu masuk kuburan wakaf di pasar belakang Gang Sapi. Teringat di rumah ada gula kelapa, kelapa parut, gula pasir, garam, pohon pisang, dan rumpun pandan, maka engkong putuskan bikin ketimus sendiri.

Campurkan singkong parut, kelapa parut, gula kelapa, gula pasir, dan garam (Dokpri)
Campurkan singkong parut, kelapa parut, gula kelapa, gula pasir, dan garam (Dokpri)

Beginilah aksi kenthir Engkong bikin ketimus sendiri di Gang Sapi:

  1. Singkong 1.25 kg dikupas dan dicuci sampai putih bersih. Kupas pakai pisau, jangan pakai gigi macam marmut. Cuci pakai air kran, jangan pakai pemutih.
  2. Parut singkong menggunakan mata parut yang paling kecil. Jangan pakai mata parut besar, sebab kamu bukan sedang bikin gaplek. Kerja memarut ini berat, berkeringat, dengan risiko ada tetes keringat jatuh ke wadah parutan. Biarkan saja, itu signature.
  3. Campurkan langsung bahan-bahan berikut pada singkong parut tadi: 125 gram rajangan gula kelapa, 3 sdm munjung gula pasir, 0.5 butir kelapa yang sudah diparut, dan 1 sdt garam halus. Aduk sampai rata pakai sendok yang dipegang dengan tangan kanan. Jangan pakai tangan kiri (itu untuk cebok).
  4. Bungkus bahan-bahan yang sudah tercampur itu dengan daun pisang. Bentuknya memanjang , bisa agak bulat seperti lontong, bisa juga agak gepeng seperti  arem-arem keinjek. Jangan lupa menaruh potongan daun pandan untuk mendapatkan sensasi bau musang.
  5. Masukkan ketimus mentah ke dalam dandang yang sudah diisi air, nyalakan kompor, lalu kukuslah sampai 44 menit. Durasi ini sesuai formula numerologi:  4 + 4 = 8, angka keberuntungan; 4 x 4 = 16, 1 + 6 = 7, angka kesempurnaan. Memasak ketimus selama 44 menit akan menghasilkan ketimus matang dengan rasa sempurna, sehingga menguntungkan kalau dijual.

Ketimus siap dibungkus (Dokpri)
Ketimus siap dibungkus (Dokpri)

Setelah matang, tibalah waktunya menikmati ketimus kenthir ala Gang Sapi. Caranya, lucuti daun pisang pembungkus ketimus sampai dia telanjang bulat. Pandangi dulu bentuknya yang seksi merangsang. Cium aroma wanginya yang menimbulkan gairah. Jilat-jilat dulu untuk sensasi rasa. Lalu masukkan ke dalam mulut, gigit, dan kunyah sambil merem-melek. Hmmm, nikmat.

Saran pelengkap. Secangkir teh manis, atau kopi, akan mengamplifikasi kenikmatan ketimus. Dan kehadiran istri atau suami disampingmu sudah pasti akan mengglorifikasi kenikmatannya. 

Jangan kau lupa bersyukur pada Tuhanmu, atas karunia kenikmatan hidup yang diberikannya lewat perantaraan ketimus. Tak ada yang lebih penting dari itu. (eFTe)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun