Poltak menoleh ke utara. Jauh di sana, di bawah pohon makadamia di kebun belakang rumah, ompung dan nantulangnya berdiri menunggu.
Tapi Poltak enggan pulang. Berta juga. Hujan terlalu cepat reda. (Bersambung)
Â
Â
Â
 Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!