Mari kita mulai dengan mengulik pembukuan Engkong Felix  khusus usahatulis Kompasiana. Pada kondisi pencairan K-Rewards September dan Oktober 2021 dirapel (berita K. 12/11/2021) beginilah posisi pembukuan  per 12 November 2021:
Pemasukan September-November 2021: Rp 157,544 dengan rincian sumber:
- September 2021: K-Rewards Rp 0; Â Utang pada istri Rp 25,000; Total Rp 25,000
- Oktober 2021: K-Rewards Rp 0; Â Utang pada istri Rp 25,000; Total Rp 25,000
- November 2021: Â K-Rewards September Rp 82,050; K-Rewards Oktober Rp 25,494; Total Rp 107,544
Pengeluaran September-November 2021: Rp 157,500 dengan rincian peruntukan:Â
- Paket Premium Kompasiana September 2021: Rp 25,000.
- Paket Premium Kompasiana Oktober 2021: Rp 25,000.
- Paket Premium Kompasiana November 2021: Rp 25,000.
- Pelunasan utang ke istri: Rp 50,000.
- Cicilan utang Soto Mas Karso: Rp 27,500.
Saldo Usahatulis Kompasiana per 12 November 2021: Â [Pemasukan] - [Pengeluaran] = Â Rp 157,544 - Rp 157,500 = Rp 44.
Baru saja saya mendapat laporan audit keuangan usahatulis Kompasiana a.n. Engkong Felix Tani dari BPKK (Badan Pemeriksa Keuangan Kompasianer) dengan opini "Tidak Menyatakan Pendapat" (Disclaimer Opinion). Â Â
Auditor BPKK mengeluarkan opini seperti itu karena dalam pembukuan usahatulis Kompasiana Engkong Felix ditemukan adanya utang yang tak dapat dijelaskan dengan prinsip-prinsip keuangan yang transparan dan akuntabel.
Temuan yang dimaksud oleh auditor BPKK itu adalah utang soto Engkong Felix kepada Mas Karso sebesar Rp 275,000 per 1 November 2021. Engkong sudah menjelaskan kronologi utang tersebut sebagai berikut.
Kronologi utang soto kepada Mas Karso:
- 1 April 2019: Â Utang soto Mas Karso 7 mangkok @ Rp 25,000 = Rp 175,000 (Catatan: utang terjadi karena K-Rewards yang sudah diiming-iming Admin K ternyata cuma PHP).
- 1 April 2020: Â Cicilan pertama utang soto Rp 25,000.
- 1 April 2021: Â Cicilan kedua utang soto Rp 25,000.
- 1 Mei 2021: Restrukturisasi saldo utang soto sebesar Rp 125,000 dari utang jangka pendek tanpa bunga menjadi utang jangka panjang dengan bunga 22% per bulan (flat). Â Kesepakatan bunga dibayar per bulan, sedangkan saldo pokok utang (Rp 125,000) dilunasi per 1 Mei 2030.
- Sejak 1 Mei sampai 31 Oktober 2021, Engkong Felix menunggak pembayaran bunga, sehingga total bunga terutang adalah 6 x Rp 25,000 = Rp 150,000.
- Per 1 November 2021, total utang soto (pokok dan bunga) Engkong kepada Mas Karso menjadi: Rp 125,000 + Rp 150,000 = Rp 275,000.
Auditor BPKK tidak dapat menerima penjelasan kronologi utang soto tersebut dengan alasan Mas Karso adalah tukang soto, bukan tukang pinjol atau renteiner.Â
Engkong Felix sendiri tidak bisa meyakinkan auditor karena tiga alasan:
- Tidak memiliki kuitansi utang soto per 1 April 20219.
- Tidak memiliki akad retrukturisasi utang soto dari utang jangka pendek menjadi utang jangka panjang.
- Tidak bisa menunjukkan tindasan surat ijin Mas Karso sebagai tukang pinjol atau renteiner.