Potongan gari terakhir, paling kanan, menunjuk pada kualitas artikel VOICE. Â Inilah jenis artikel yang diganjar label "Artikel Utama" oleh Min K.Â
Jelas sudah, nyaris seluruh artikel Pak Tjip berada di garis kualitas "HAMPIR VOICE". Jadi, mengertilah saya sekarang, mengapa Pak Tjip mengalami paceklik AU dalam setahun terakhir.Â
Tapi bisa saya pastikan Pak Tjip akan dapat AU sekali setahun. Itu tradisi milenial yang dianut Min K. Sebagai milenial, Min K wajib memberi hadiah sekali setahun kepada "orangtua", entah itu di sekitar Lebaran atau Natal dan Tahun baru seperti sekarang.
Lantas, apa kriteria untuk kualitas artikel NOISE, HAMPIR NOISE, HAMPIR VOICE, dan VOICE? Â Tak tahulah saya. Â Coba tanyakan kepada Min K. Â
Mungkin saja Min K akan jawab, artikel VOICE adalah artikel yang memenuhi selera mayoritas Kompasianer, yaitu milenial dan perempuan. Â Artikel macam itu sulit diharapkan dari lelaki "kolonial" macam Pak Tjip, atau perempuan "kolonial" macam Bu Lina. Juga dari lelaki "sandwich", terjepit bagai pelanduk di antara "kolonial" dan "milenial", seperti Engkong Felix dan Acek Rudy.
Serancak apapun Acek Rudy memainkan jurus Kamasutra, Numerologi, dan Palugada di artikelnya, tetap saja kualitasnya di wilayah NOISE sampai HAMPIR VOICE. Â Tentang Engkong Felix, tak usahlah dibahas lagi. Â Tak ada lagi kata yang bisa diujarkan tentang artikelnya kecuali "NOISE".
Sebentar. Ada telepon masuk dari Acek Rudy. Saya mau biarkan dulu dia menelepon berulang kali. Â Ingin tahu rasanya kaidah emas Kamasutra: Â makin lama makin baik. Emangnya, cuma Acek Rudy saja yang bisa? Â (eFTe)