Daunnya digunakan untuk pembungkus aneka panganan. Lemper ayam, arem-arem, lepat, lupis, nagasari, ketimus, dan aneka pepes.
Juga digunakan untuk alas makanan pada momen bancakan, makan rame-rame. Atau sekadar alas lauk ikan yang baru dibakar atau digoreng.
Baru-baru ini Poltak punya inovasi baru di bidang penggunaan daun pisang. Bosan dengan daun pisang segar, dia coba bikin daun pisang kering.
Caranya begini. Ambil daun pisang termuda yang baru mekar di pucuk pohonnya. Warnanya harus masih hijau pupus. Pencirinya, daun di pangkal pelepahnya masih bergelung.
Lalu keringkan daun pisang dengan tulang daunnya di tempat yang terlindung dari sinar matahari langsung. Misalnya di teras rumah.Â
Tunggu sekitar dua minggu. Hasilnya adalah daun pisang kering yang lentur, tidak mudah sobek, berwarna coklat muda.
Poltak takjub karena daun pisang kering itu ternyata bisa digunakan sebagai pengganti kertas. Bisa untuk alas ikan yang baru digoreng atau dibakar. Menggantikan fungsi kertas tisu atau kertas makan.
Hebatnya lagi, daun pisang kering itu ternyata bisa dicuci. Lalu digunakan kembali setelah kering.