Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Pak Tjiptadinata dan Sekeranjang Telurnya

1 Oktober 2021   06:08 Diperbarui: 1 Oktober 2021   09:47 433
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dari Shutterstock via baraeksa.com 

Kesialan macam itu mudah terjadi bila abai kontrol. Saya kemarin beli sekantong beras secara online dari satu swalayan yang kupercaya. Eh, dikirim beras dengan bonus kutu segenggam. Bisa untuk bikin rempeyek kutu beras. Istriku bilang, lain kali jangan beli beras kepala. Kita gak tahu apa dia rajin keramas atau tidak.

Pedagang asongan adalah teladan terbaik soal strategi berbagi risiko. Istilah kerennya diversifikasi. Dalam satu kotak asongan dia jual ragam komoditas. Mulai dari kacang, rokok, permen, air mineral, koyo, parasetamol, peniti, geretan, tusukgigi, kuaci, dan sebagainya. Gak laku rokok, mungkin ada yang beli permen. Gak laku kacang, mungkin ada yang beli kuaci.

Begitulah pola berbagi risiko ala asongan. Pengasong tak akan menggantungkan ekonominya pada, misalnya, peniti saja. Sebab tidak tiap hari ada kejadian kancing kemeja atau hek celana atau rok copot, bukan?

Tapi nasihat Pak Tjip tidak berlaku untuk tiga kasus ini.

Pertama, jika kamu seorang monoteis, maka kamu hanya boleh menggantungkan hidup-matimu pada satu Tuhan. Sebab Tuhan itu Maha Terpercaya, takada dua-Nya.

Kedua, jika kamu seorang monogamis, maka kamu hanya boleh sehidup-semati dengan satu istri atau satu suami. Jangan, ya, jangan pernah berpikir kalau istri atau suami yang satu kabur, masih ada yang lain.

Ketiga, jika kamu seorang lelaki, maka kamu harus .menyimpan semua telurmu dalam satu kantong. Tentang ini tak perlu penjelasan lagi.

Begitulah. Kita layak berterimakasih kepada Pak Tjip untuk nasihat sekeranjang telur itu. Pak Tjip bisa keluar dari deraan sakit luar-biasa akibat kehilangan 65 ton biji pinang itu berkat pertolongan dari satu dan hanya satu Tuhannya, yang bekerja lewat pengabdian dari satu dan hanya satu istrinya, Bu Lina.  

Mohon pamit dulu. Saya mau ke warung untuk beli sekilo telur. Mudah-mudahan tukang warung mau menempatkan tiap butir telur dalam satu kantung plastik. Doakan saya, teman-teman. (eFTe) 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun