1/
Tadi siang langit biru, bulan putih. Malam ini bulan biru, langit hitam. Dalam ingatku, itu sebiru matamu, sehitam rambutmu.
Aku melewatkan jingga senja. Penuh nestapa. Bintang-bintang berkelana. Seperti hadirmu, menerangiku dan pergi begitu saja.
2/
Pada sajian segelas kopi, Â rasa manis acapkali mengalah teredam rasa pahit.
Senja masih menyisakan senyuman manis. Hingga, kau biarkan aku tenggelam dalam rasa sakit.
Kau tahu? Rasa sakit terpendam bukan sekadar ungkapan rasa terabai. Lihatlah. Tatkala rembulan menyingkap tirai malam yang dingin. Akupun mendekap sunyi, senyum bengis.
3/
Lalu kutemukan diri mendulang cinta dalam sekepal rasa dari manisnya rindu, matang terbakar renjana yang kau sisihkan kala senja yang tinggal secuil itu.
Ah, lupakankah rasa rindu, bila jarak hanya sebagai pengganggu. Hujan, panas, hanya peralihan waktu. Masih perlukah kata ragu.
4/