Ada suatu masa yang panjang, sekurangnya sejak tahun tujupuluhan sampai sembilanpuluhan, dodol Garut menaklukan lidah orang-orang di Dataran Tinggi Toba, orang-orang yang menyebut dirinya Batak Toba. Perantau yang pulang dari pulau Jawa, janganlah mengaku telah menginjak tanah Jawa, jika dia pulang ke bona pasogit, kampung halaman, zonder buah tangan dodol Garut. Pulang tanpa dodol Garut bukan pulang dari Jawa.
Alangkah mengagumkan, dodol Garut yang hitam manis lembut itu, bisa menaklukkan lidah orang Batak Toba, yang keras tajam terasah oleh  saksang dan arsik yang gurih pedas getir.  Bayangkanlah, orang Belanda menaklukkan orang Batak Toba dengan bedil, tapi orang Garut cukup dengan dodol.
Dari orang Garut kita belajar, jika ingin menaklukkan sebuah bangsa, maka taklukkanlah lidahnya.Â
Dari orang Batak Toba kita belajar, lidah adalah titik terlemah pada diri manusia.(eFTe)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H