Atau mungkin KF dinilai tak etis karena berbisnis dan cari untung dari rakyat yang sedang ditimpa kesusahan akibat pandemi Covid-19? Â Jika dianggap begitu, maka etika bisnis mana yang diterabas oleh KF? Â KF hanya menawarkan peluang vaksin berbayar bagi warga masyarakat melalui mekanisme pasar bebas. Â Tanpa mendisrupsi kegiatan vaksin gratis. Apakah hal semacam itu dianggap tidak etis?
Apakah KF cari untung dari rakyat yang sedang susah? Â Ya, benar cari untung, tapi nilai untungnya harus dipastikan masih dalam batas kewajaran. Â Apakah keuntungan itu diperoleh dari warga yang kesusahan? Â Betul, tapi penawaran vaksin berbayar oleh KF itu kan berdasar riset pasar. Â
Ada permintaan vaksin berbayar dari kelompok masyarakat tertentu, yang mungkin tergolong "kesusahan" juga. Â Lalu, apakah menjadi tidak etis jika KF memenuhi relung pasar tersebut? Atau bukankah sebaliknya, menjadi tidak etis jika sebuah BUMN tidak memenuhi permintaan konsumen?
Saya harus katakan, tuntutan untuk membatalkan vaksin berbayar itu tidak ada logikanya, baik dari segi bisnis maupun sosial. Pelarangan vaksin berbayar justru mengilangkan peluang vaksinasi bagi kelompok masyarakat tertentu yang, karena alasan-alasan rasional dan irrasional tertentu, lebih memilih (preferensi) vaksin berbayar.
Jadi, vaksin gratis jalan terus, vaksin berbayar silahkan masuk pasar bebas. Â BUMN KF jangan mundur. Boleh menunda komersialisasi sejenak untuk mendinginkan suasana. Tapi setelah itu, sejauh tak melanggar aturan dan etika bisnis, silahkan jalan terus! (eFTe)
Â
Rujukan:
[1] "Epidemolog Pandu Riono Buat Petisi Tolak Vaksinasi Berbayar", Â bisnis.com, 12/07/2021.
[2] "Polemik Vaksin Covid-19 berbayar, Ini Tanggapan Sri Mulyani", bisnis.com, 12/07/2021.
[3] "Vaksin untuk Vaksinasi Gotong Royong dan Program Pemerintah Tetap Dibedakan", tempo.co, 20/06/2021.
 [4] "Vaksinasi Mandiri, Kimia Farma Importir Vaksin Sinopharm dan Moderna", bisnis.com, 26/02/2021.
 [5] "Kemenkes: Vaksinasi Berbayar Individu Tak Hapus Akses Vaksin Gratis", bisnis.com, 12/07/2021.Â