Harus diakui, diskusi dengan Zaldy itu asyik tiada ujung. Sebab dia selalu mengumbar alinea pertama setiap kali dapat giliran bicara. Ciri khas orang yang cerdas memulai tapi bingung mengakhiri. Â Dengan kata lain, tukang lontar granat!
Ciri khas Zaldy sebagai Kompasianer, tidak pernah, atau sangat jarang, berkomentar atau membalas komentar.  Itu bukan karena dia sombong.  Tapi, katanya, akibat  signal buruk; nasib kota di tengah hutan.  Itu dalih. Â
Keadaan sebenarnya, dia mengidap penyakit kronis defisit kuota internet. Kalau suatu waktu dia sampai memberi atau membalas komentar, itu berarti dia baru dapat transferan K-Rewards alias Kenthir Rewards.
Tak banyak yang tahu, Zaldy itu seorang penyanyi. Â Dia bahkan punya studio rekaman di kamar mandi rumahnya. Â Kualitas suaranya mendunia, sama dengan kualitas suara Giant, teman Nobita dalam film kartun Doraemon. Biasanya, di grup perpesanan, jika dia pamer nyanyi, maka semua anggota grup langsung left.
Sebagaimana warga Rejang Lebong umumnya, Zaldy juga seorang petani. Â Tapi dia tergolong petani loteng, bercocok-tanam di loteng rumahnya. Â Menanam kangkung, cabe, sawi, dan aneka sayuran lainnya. Â
Zaldy itu terbilang petani sadis. Â Dia gemar memberi makan tanaman dengan limbah dapur dan tanaman. Katanya itu pertanian organik. Â Tapi sebenarnya itu penistaan terhadap tanaman. Keji!
Selain menista tanaman, terkadang dia juga menyiksa tanaman dengan hanya memberi makanan cair, air yang dibumbui bahan-bahan yang hanya dia saja yang tahu apa itu. Bayangkan, tanaman dicekoki minuman terus sampai kembung. Â Sadis!
Tapi kita perlu berempati kepada Zaldy untuk satu hal. Â Dia selalu bermasalah dengan tombol "tayang" di Kompasiana saat akan mengagihkan tulisan. Â Muter-muternya, gegara miskin sinyal, lebih lama ketimbang waktu menulis. Â Nulis 30 menit, muter-muter nunggu tayang 60 menit. Â
"Begitulah nasib Kompasianer yang tinggal di hutan," katanya. Â Ya, Zaldy, Â the forest Kompasianer! Pilu banget nasib elo, Uda! (eFTe)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H