Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Cara Mudah Menulis Makalah Ilmiah untuk Pemula

13 Juni 2021   16:20 Diperbarui: 15 Juni 2021   18:48 1481
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi menulis makalah (Foto: liputan6.com/iphotostock.com)

"Ajari kami cara menulis makalah." Itu permintaan teman-teman sekantor yang sedang menjalani tugas belajar. Kuliah lagi, sambil tetap bekerja, demi peningkatan kompetensi. 

"Baca saja buku-buku cara menulis karya ilmiah," begitu selalu jawabku.

Mereka tahu, aku pernah mengajar di Perguruan Tinggi. Juga, sampai kini bergiat sebagai periset lepas. Kadang masih menjadi narasumber seminar dan diskusi. Otomatis juga masih menulis makalah. Selain, terkadang, menulis artikel ilmiah populer untuk media cetak.

Karena berulang-kali diminta, hatiku luluh juga. Lalu, suatu sore selepas jam kerja formal, teman-teman itu kuminta berkumpul di ruang rapat. Kepada mereka kupaparkan secara ringkas cara sederhana menulis makalah ilmiah. Tentu cara seturut pengalamanku, pengetahuan, dan praktik.

Tak ingin menjadi manusia pelit, saya hendak bagikan di sini cara menulis makalah ilmiah itu. Barangkali ada gunanya bagi para pemula, semisal murid-murid SMA kelas tiga dan para mahasiswa tahun pertama dan kedua. Juga para pekerja yang kuliah lagi, setelah bertahun-tahun meninggalkan tradisi ilmiah di kampus. 

Terpumpun pada Satu Masalah Satu Tujuan

Saya mulai dari batasan (definition) makalah ilmiah. Itu adalah suatu paparan analitik objektif tentang suatu permasalahan dengan maksud memberikan penjelasan logis dan simpulan solutif. 

Berdasar batasan itu, sedikitnya ada empat ciri makalah. Petama, dia terpumpun (focused) pada suatu masalah ilmiah dalam suatu topik kajian. Lalu, kedua, bersifat analitis dan, ketiga, memberikan penjelasan logis. Terakhir, keempat, harus memberikan simpulan bersifat solutif, baik itu teoritis ataupun praktis.

Ciri pertama itu menunjuk pada masalah, sedangkan ciri ketiga dan keempat menunjuk pada tujuan. Ciri kedua menunjuk pada cara mencapai tujuan.

Contoh, topik makalah adalah konflik sosial dalam pemanfaatan jalan di perkotaan. Tentu ada banyak ragam konflik di situ. Tapi, jika hendak menulis makalah, baiknya dipumpunkan pada satu masalah saja. Misalnya masalah konflik penggunaan jalan antara pesepeda dan pemotor. 

Tujuannya, juga satu, misalnya untuk menganalisis struktur konflik antara kedua kelompok sosial pengguna jalan itu. Nanti hendak disimpulkan struktur konflik lalu, berdasar itu, ditawarkan solusi rekonsiliasi. 

Diarahkan oleh Satu Kerangka Pikir Logis

Analisis dalam makalah ilmiah, ciri kedua tadi, tentu mesti dipandu oleh suatu kerangka pikir logis. Itu bisa berupa teori yang sudah ada dan teruji sebelumnya. Bisa pula berupa pola hubungan antar dua tiga konsep yang dirumuskan sebagai hipotesis pengarah.

Fungsi kerangka pikir itu menjaga agar penulisan makalah terarah. Tidak menyimpang ke sana atau kemari lalu tersesat atau buntu. 

Jika diibaratkan perjalanan dari Jakarta ke Bandung, maka kerangka pikir itu adalah rute perjalanan, tol atau non-tol. Pada rute itu ada penunjuk arah yang mesti dipatuhi, agar tidak tersesat ke Cirebon atau Leuwiliang misalnya.

Contoh. Berdasar pilihan topik dan masalah serta rumusan tujuan makalah tadi, jelas teori atau konsep utamanya adalah konflik sosial. Namun ada berbagai teori konflik sosial. Jadi mesti dipilih satu teori konflik yang dinilai paling relevan sebagai penuntun analisis.

Katakanlah terpilih teori konflik sosial Karl Marx. Itu berarti konflik kelas sosial dalam konteks masyarakat kapitalis, antara kelas majikan (pemodal, pengusaha, manajer) dan kelas pekerja (buruh).

Konflik antara majikan dan pekerja itu menyangkut kepentingan dalam distribusi manfaat. Khususnya isu keadilan dalam distribusi surplus ekonomi atau bisnis kapitalis. 

Intinya, majikan dan pekerja sama-sama menilai perolehan bagian (porsi) surplus masing-masing terlalu kecil. Lalu setiap pihak merasa haknya kurang dan ingin lebih.

Nah, merujuk teori konflik Marx itu, bisalah dibikin suatu kerangka pikir. Berdasar ciri sosialnya, pesepeda kota diposisikan sebagai kelas majikan. Sedangkan pemotor diposisikan sebagai pekerja. 

Antara kedua kelas sosial perkotaan itu, manifes dan laten, terdapat konflik kepentingan. Di tempat kerja ada konflik distribusi surplus usaha: laba (majikan) versus upah (pekerja). Di ruang publik ada konflik distribusi manfaat sarana publik: kekhususan atau keistimewaan (majikan) versus keumuman (pekerja).

Lalu, sebagai pengarah, dirumuskan hipotesis bahwa konflik penggunaan jalan umum antara pesepeda dan pemotor adalah manifestasi konflik sosial di ranah publik antara dua kelas sosial yaitu majikan versus pekerja.

Ilustrasi menulis makalah (Foto: liputan6.com/iphotostock.com)
Ilustrasi menulis makalah (Foto: liputan6.com/iphotostock.com)
Dituntun oleh Metode

Tak ada makalah ilmiah tanpa metode penulisan. Metode itu menjamin objektivitas dan validitas data atau informasi yang dikumpulkan dan digunakan dalam anilisis. 

Tanpa metode yang dapat dipertanggung-jawabkan obyektivitasnya, maka suatu makalah bisa dicap fiktif atau fiksi subyektif. Kalau bukan omong kosong atau kebohongan.

Metode penulisan makalah lazimnya terpumpun pada penentuan lingkup dan jenis data, sumber data, cara pengumpulan, cara pengolahan, dan cara analisisnya. Data itulah yang digunakan sebagai dasar penjelasan yang logis.

Contoh. Terkait masalah konflik pesepeda dan pemotor misalnya ditetapkan cakupan datanya adalah kejadian-kejadian konflik penggunaan jalan antara kedua kelas sosial itu di kota Jakarta. Itu berarti pembahasan dipumpunkan pada kasus kota Jakarta.

Untuk itu jenis data misalnya dibatasi pada data sekunder. Berarti kategorinya dokumen. Itu meliputi berita media massa cetak dan televisi, serta agihan media sosial semacam blog, Twitter, Facebook, TikTok, Instagram, dan Youtube. 

Semua data sekunder itu mesti diuji validitas dan kebenarannya. Jangan sampai kejadiannya bukan di Jakarta. Jangan pula kejadian itu hasil rekayasa.

Untuk membunyikan data dokumentatif seperti itu, paling tepat diterapkan pendekatan analisis isi (content analysis). Untuk setiap unit dokumen itu dibedah struktur (kelas sosial pelaku) dan proses (penyebab, proses, intensitas, solusi) konfliknya.

Menyajikan Penjelasan Logis Berdasar Data 

Setelah data terkumpul, diolah, dan dianalisis, tiba saatnya menuliskan penjelasan logis atas masalah yang dikaji. Untuk menjamin kelogisannya, maka penjelasan itu harus manut pada arahan kerangka pikir teoritik yang telah dirumuskan.

Bagian penjelasan logis itu merupakan pengisian kerangka pikir dengan hasil analisis data atau informasi. Setiap komponen kerangka diisi dengan data analitis yang valid dan relevan. Dengan cara itu, terbangunlah suatu penjelasan logis yang ketat dan bernas tentang pokok permasalahan. 

Penjelasan logis itu adalah bagian terpenting dalam satu malalah ilmiah. Karena berdasar data empirik, lazim disebut logika empirik. Di situ disampaikan argumen-argumen logis berdasar data empirik untuk menjelaskan tujuan makalah secara sistematis.

Contoh. Pada kerangka pikir di atas dikatakan bahwa konflik penggunaan jalan umum antara pesepeda dan pemotor adalah manifestasi konflik sosial antar dua kelas sosial yaitu majikan versus pekerja. Pernyataan hipotesis itulah yang mesti dijelaskan secara meyakinkan.

Penjelasan dapat dimulai dengan menunjukkan bahwa pesepeda adalah representasi kelas majikan dan pemotor adalah representasi kelas pekerja. Di sinilah hasil analisis data mylai dibunyikan.

Misalnya data menunjukkan para pesepeda (road bike) adalah kelas majikan. Mereka adalah orang kaya yang berprofesi sebagai enterpreneur (pengusaha) dan intrapreneur (direksi/manajer) serta pejabat publik. 

Bagi mereka, sepeda dan bersepeda bukan penanda kemiskinan tapi simbol status kelas atas. Sepeda dan perlengkapan milik mereka itu berjenama sohor dan berharga tinggi. Bersepeda bagi mereka adalah gaya hidup (lifestyle). Sekaligus pernyataan sosial selaku kelas majikan. 

Sebaliknya, masih misal, data menunjukkan para pemotor adalah kelas pekerja. Mereka adalah orang relatif miskin yang berprofesi sebagai pengusaha mikro, sebagisn informal, dan karyawan atau pegawai rendahan.

Bagi mereka motor dan berkendara motor bukan penanda keberadaan tapi simbol status kelas bawah. Beda dengan kelas majikan yang punya motor dan mobil mewah, bagi kelas pekerja motor adalah satu-satunya aset produksi. Naik motor bagi mereka adalah tuntutan kegiatan usaha mikro dan pekerjaan rendahan yang memerlukan mobilitas tinggi tapi murah. 

Misalkan pula hasil analisis data menunjukkan konflik antara kedua kelas sosial itu lazimnya terjadi karena pesepeda secara berkonvoi menguasai jalur tengah dan kanan. Itu jalur motor dan kendaraan bermotor lainnya. Jalur pesepeda adalah jalur terkiri.

Konflik, dalam bentuk saling maki, terjadi karena laju pemotor terhalang oleh konvoi pesepeda. Dalam pandangan pemotor, pesepeda harusnya melintas di jalur terkiri. 

Sementara menurut pandangan para pesepeda, atas dasar kesadaran kelas majikan, mereka berhak mendapat keistimewaan meluncur di jalur kendaraan bermotor. Pemotor, selaku kelas pekerja, dituntut memaklumi pengistimewaan semacam itu. 

Harus Ada Kesimpulan dan Saran

Setelah paparan atau penjelasan analitik dan objektif, maka makalah mesti ditutup dengan suatu kesimpulan dan, diharapkan juga, saran. Kesimpulan itu merupakan ringkasan jawaban terhadap masalah dan tujuan makalah.

Contoh. Berdasar penjelasan analitik tentang konflik pesepeda dan pemotor di Jakarta, disimpulkan gejala tersebut merepresentasikan konflik sosial antara kelas majikan dan kelas pekerja. 

Konflik terjadi karena kelas pekerja menilai kelas majikan telah mengambil juga hak mereka di ruang publik, yaitu hak atas jalan yang distribusinya telah diatur pemerintah.

Akhirnya, sebagai saran misalnya, untuk mencegah konflik antar kelas sosial yang semakin tajam, intens, dan meluas, pemerintah daerah Jakarta diminta untuk menegakkan aturan yang ada. Sesuai prinsip keadilan sosial, tak boleh ada pengistimewaan bagi kelas majikan.

Jangan Lupa Daftar Rujukan

Dalam suatu makalah ilmiah, daftar rujukan atau pustaka adalah keharusan. Kadar keilmiahan makalah diukur antara lain dari kualitas dan kuantitas rujukannya.

Untuk contoh makalah konflik pesepeda dan pemotor, maka rujukannya adalah buku teks tentang teori konflik kelas sosial Karl Marx. Selain itu juga artikel dalam jurnal ilmiah tentang teori konflik itu dan tentang penggunaanya dalam riset sosial. Sangat baik pula jika ada pula laporan riset terkait.

Data sekunder, berupa agihan dalam media massa dan media sosial, bukan tergolong rujukan. Itu semua adalah data yang mesti dibuatkan daftarnya secara terpisah dari rujukan ilmiah.

Wasanakata

Cara penulisan makalah ilmiah yang saya paparkan di atas bukan cara anarkis, melainkan cara standar untuk konsumsi pemula. Cara itu saya pastikan tidak bertentangan dengan kaidah-kaidah penulisan makalah ilmiah yang umumnya telah dikuasasi para guru dan dosen. 

Dengan demikian konflik siswa atau mahasiswa dengan guru atau dosen pembimbing penulisan makalah seharusnya tak akan terjadi. Silahkan dicoba lalu, kalau sudi, boleh laporkan hasilnya kepada saya. (efte)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun