Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

[Poltak #056] Kerrok Bukan Alat Intip Kolor

9 Juni 2021   16:40 Diperbarui: 9 Juni 2021   20:12 377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Jonder! Maju ke depan!" Perintah Guru Marihot pantang dibantah.

 "Berdiri di samping papan tulis!"  

Perintah Guru Marihot berarti hukuman strap berdiri satu jam untuk Jonder. Tidak ada hukuman keluar kelas untuk murid nakal di SD Hutabolon. Murid harus tetap berada di dalam kelas. Haknya mendapat pelajaran tak boleh dirampas.

"Kerrok itu gunanya meraut pinsil. Bukan untuk mengintip yang tak boleh kau lihat. Kelakuanmu itu tak pantas, Jonder. Otakmu harus diobati. Biar tak terulang lagi."

Sambil menasihati Jonder, Guru Marihot mengambil sebatang kapur merah, lalu menggambar kolor warna merah yang ditimpa dengan tanda kali tepat di jidat Jonder.  Maksudnya, "dilarang memikirkan kolor".

"Gurunami ... iii ... ." Mendadak Berta menangis.  Lalu semakin membenamkan wajahnya di atas meja.

"Bah, kenapa pula kau, Berta! Jonder sudah Pak Guru hukum.  Kurang apa lagi?"  Guru Marihot heran, atau tepatnya, bingung. Sementara murid-murid lainnya tergelak-gelak melihat gambar kolor terlarang di jidat Jonder.

Berta tidak menjawab.  Tetap dalam sesenggukannya.  Wajahnya masih terbenam di meja.

Tapi Poltak tanggap dengan situasi.  Dia tahu apa penyebab tangis Berta.  "Tak boleh dibiarkan ini," bisiknya dalam hati.  

Segera Poltak bangkit dari duduknya dan maju mendekati Guru Barita.

"Gurunami." 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun