Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Kompasiana Menarik Tanpa "Tidak Menarik"

5 Juni 2021   08:34 Diperbarui: 5 Juni 2021   15:00 407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada tanggal 28 Agustus 2020, saya menulis artikel "Admin Kompasiana Tidak Menarik" (K. 28/8/2020). Intensinya, mohon agar Admin Kompasiana mencopot reit (rate) "Tidak Menarik" pada pilihan pereitan artikel. 

Alasan yang saya ajukan, pertama, reit "Tidak Menarik"  itu tidak adil untuk penulis artikel yang mungkin sudah berkorban untuk menulis. Kedua, terkait etika, reit memfasilitasi kompasianer untuk merisak sesama kompasianer.

Untuk mendukung usulan itu, saya memohon kepada pembaca memencet reit "Tidak Menarik" untuk artikel itu. Syukurlah, kendati dengan "senang hati" karena hasrat risak tersalurkan, 31 dari 48 kompasianer memberi reit "Tidak Menarik".  Ada 17 reit lainnya, mungkin karena meragukan niat jujur orang baik macam saya.

Saya sudah lupa akan artikel itu sampai kemudian, pada awal Juni 2021 ini, saya tak menemukan lagi opsi reit "Tidak Menarik" di kolom artikel Kompasiana. Admin Kompasiana sudah menghilangkannya. Tinggallah reit "Aktual", "Bermanfaat",  "Menarik", "Inspiratif", "Menghibur", dan "Unik".  

Dengan dihapusnya reit "Tidak Menarik", maka Admin Kompasiana telah membasmi salah satu "teror" di Kompasiana. Sejumlah Kompasianer berkisah, mereka sedikit banyak jadi stres akibat artikelnya petnah mendapat reit menakutkan itu.

Satu Refleksi Singkat 

Permohonan kita, kepada Tuhan ataupun sesama manusia, individu maupun institusi, pasti didengar. Tapi, apakah permohonan bakal dikabulkan, itu persoakan lain.  Walaupun ada relasi sekuensial antara keduanya, sesuatu yang didengar tak mesti diikuti pengabulan.

Dua anekdot di atas mengajarkan bahwa kendati Tuhan pasti mendengar, pengabulan permohonan memerlukan proses, kendati pun dengan campur tangan Tuhan. 

Pada kasus permohan Si Anak agar mendapat hadiah sepeda, ada pengharapan, proses pengabulan sedang berlangsung, mungkin lewat kerja keras Si Ibu dan bantuan Si Anak. Pada kasus lenyapnya bukit batu, Tuhan bekerja lewat tangan seorang penolong, pemborong konstruksi jalan itu. 

Pada kasus penghilangan reit "Tidak Menarik" di Kompasiana, butuh waktu sembilan bulan sejak saya mengusulkannya akhir Agustus 2020 lalu. Ini persis seumur kandungan manusia.

Setelah mendengar usulan itu, rupanya butuh waktu diskusi selama seumur kandungan bagi Admin Kompasiana, sebelum kemudian melahirkan Kompasiana "baru". Itulah Kompasiana tanpa reit 'Tidak Menarik'."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun