Bukan karena kubuka sepasang mata dari pejam lelap, maka boleh kulihat matahari di pagi ini, tetapi karena disingkap oleh cahya-Nya kelopak mataku, maka boleh kulihat terang yang menyirnakan gelap.
Matahari itu mata kasih Tuhanku, Dia yang mengutus sebandung titik terang ke sepasang mataku. Maka syukur aku masih boleh bangun di pagi ini.
Ya, Tuhanku, Kau Allahku. Terimakasih.(*)
*Gang Sapi Jakarta, 14.02.21.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H