Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Storyteller Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Dari Tukang Kliping ke Tukang Riset

13 Februari 2021   15:32 Diperbarui: 13 Februari 2021   17:53 608
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dari sekolahnesia.com

Rancangan dan pertanyaan riset harus dibikin, tepatnya ditemukan, di lapangan. Bersamaan dengan proses pengumpulan data.  Itulah prises riset dengan pendekatan "metode tanpa-metode". Anarkis, pokoknya.

Di situlah Poltak menyadari manfaat kemampuan yang didapatnya sewaktu jadi tukang kliping. Dia menjadi sensitif terhadap relevansi, kebenaran, dan kedalaman informasi riset. Menjadi trampil memilah-milah informasi menurut topiknya. Serta bisa melihat keterkaitan antar topik atau kategori informasi.

Di lapangan, buah ketrampilan itu adalah catatan harian. Ini semacam "kliping" yang informasinya diproduksi sendiri. Ada  sumber, topik, tempat, dan waktu pengumpulan informasi.  Setiap pagi, Poltak harus memproduksi catatan harian, berdasar hasil pengamatan dan wawancara hari kemarin.

Berdasar catatan harian itu, selama di lapangan Poltak sudah mulai menyusun draft laporan. Ini draft dinamis, bisa berubah setiap saat, sesuai dengan "arahan" data.

Setelah pulang dari Subang, Poltak hanya perlu seminggu untuk menyelesaikan laporan riset evaluasi pompanisasi itu, lalu menyerahkannya kepada Prof. Sayogyo.

Prof. Sayogyo tak pernah memberi penilaian atas laporan itu. Tapi, kira-kira sebulan kemudian, Poltak ditugaskan memimpin satu tim peneliti untuk riset evaluasi program peningkatan rumah desa, besutan Depsos RI. Riset itu, menggunakan metode studi kasus, dilakukan di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, satu desa kasus tiap propinsi.

Dari Perkara Kecil ke Perkara Besar 

Pengalaman Poltak mengajarkan, barang siapa setia dalam perkara kecil maka setia pula dalam perkara besar. Kegiatan kliping berita memang perkara kecil. Tapi, jika Poltak tidak mampu menjadi tukang kliping yang baik, maka dia tak akan bisa menjadi tukang riset yang baik.

Prinsip "perkara kecil ke perkara besar" itu hukum yang berlaku umum.  Karyawan yang baik dulu, baru bisa jadi direktur yang baik. Anggota partai yang hebat dulu, baru bisa jadi ketua partai yang hebat. Warga yang baik dulu, baru bisa jadi anggota DPR yang baik.

Pengalaman Poltak tadi mungkin tak spesial amatlah.  Tapi mudah-mudahan darinya bisa dipetik pelajaran hidup, sekecil apa pun itu.(*)

*Gang Sapi Jakarta, 13.02.21

 

 

 

 

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun