Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Keluarga Poltak Menyelamatkan Bumi dari Pekarangan Rumahnya

21 Februari 2021   19:59 Diperbarui: 22 Februari 2021   06:48 698
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ada sereh, singkong sayur, dan talas Bogor (Dokpri)

Tapi revolusi pertanian pangan itu pulalah yang merusak dan menyakiti bumi manusia. Ekstensifikasi pertanian pangan telah mengupas vegetasi huran bumi. Akibatnya erosi menggila, longsor menjadi-jadi, dan banjir rajin melanda.

Monokultur tananaman pangan dan wajib tanam varietas tanaman tertentu mereduksi keanekaragaman hayati. Banyak spesies dan varietas tanaman terancam punah atau bahkan punah. Di Indonesia, sejumlah varietas padi lokal hilang.

Penggunaan pupuk kimia buatan secara berlebihan merusak struktur tanah. Tanah menjadi mampat, sehingga tanaman sulit menyerap hara asli. Akibatnya tanaman semakin tergantung pada pupuk buatan. .

Penggunaan pestisida dan herbisida berdampak negatif ganda. Di satu sisi mencemari tanah dan air serta hasil tani (residu).  Di sisi lain lain, khususnya pestisida,  memicu mutasi genetik hama, sehinga muncul jenis bari yang tahan pestisida.

Bumi manusia, khususnya tanah dan air, basis pertanian pangan menjadi rusak dan sakit. Pangan yang dihasilkan pun sebenarnya kurang sehat. Mutu gizinya semakin turun.  Keamanannya juga menurun, mengandung residu pestisida. Hal ini sudah pernah saya udar.[1]

Pertanian Natural Menyehatkan Bumi

Pertanian natural adalah kritik terhadap pertanian modern. Sekaligus ia menjadi solusi terhadap dampak negatif pertanian modern.

Pertanian natural adalah "bertani tanpa-bertani" (do nothing farming). Begitu kata Masanobu Fukuoka, Bapak Pertanian Natural Jepang, orang pertama yang menegakkan prinsip-prinsip pertanian natural.[2]

Masanobu Fukuoka, Bapak Pertanian Natural Jepang (Foto: pinterest.com)
Masanobu Fukuoka, Bapak Pertanian Natural Jepang (Foto: pinterest.com)
Ada empat prinsip dasar. Pertama, jangan mengolah tanah, sebab tanah adalah kehidupan. Mengolah tanah berarti membunuh (organisme) tanah.

Kedua, jangan membunuh gulma, karena gulma bukan musuh. Dengan memahami sosiologi tetumbuhan, dapat diketahui pola simbiose mutualistik antara tanaman pertanian dan "gulma" tertentu.

Ketiga, jangan menggunakan pupuk buatan dan organik.  Tanah dan tumbuhan di atasnya secara alami bisa memulihkan kesuburan tanah.   Pupuk buatan dan organik merusak struktur tanah dan susunan hara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun