Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Rakyat Indonesia, Jangan Takut Mengritik Penguasa

9 Februari 2021   16:27 Diperbarui: 10 Februari 2021   11:16 832
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk memastikan jawaban pertanyaan itu, baiklah jika merujuk pada erti kritik yang disepakati di atas: "pandangan evaluatif terhadap sesuatu (a.l. keadaan, program, kebijakan, tindakan) berdasarkan fakta atau data yang valid dan relevan."  Pastikan pemenuhan  tiga frasa ini: "pandangan evaluatif", "berdasar fakta atau data", "valid dan relevan."

Saya yakin pemerintah atau penguasa tidak takut pada kritik yang memenuhi tiga frasa tadi.  Tapi jelas penguasa takut pada ujaran-ujaran kebencian, fitnah, penistaan, provokasi, dan ancaman, sebab hal itu berpotensi menimbulkan perpecahan dan konflik sosial yang berujung pada instabilitas sosial bahkan khaos sosial.

Warga masyarakat pun sejatinya tak punya alasan kuat untuk takut melontarkan kritik kepada penguasa, sejauh itu benar kritik, bukan fitnah dan kawan-kawannya, termasuk provokasi melengserkan presiden.  Mengatakan takut mengritik penguasa karena takut diciduk polisi sama saja dengan mengatakan pemerintah dungu karena tidak bisa membedakan kritik dari, misalnya, penistaan.

Juga tak adil menyebut buzzerRp sebagai alasan takut mengritik penguasa.  Itu penanda seorang pengritik tak bernyali, sekurangnya baperan.  Dalam soal kekebalan terhadap buzzerRp, mengapa tak sudi belajar pada, antara lain,  Fadly Zon, Fahri Hamzah, Denny Siregar, Ade Armando, dan Rocky Gerung.

Kita kini hidup dalam dunia sosial yang terbelah dua secara imajiner, belahan pro-penguasa dan belahan pro-oposisi.  Jadi, entah mengritik penguasa ataupun oposisi, tidak ada seorang pun yang bisa perundungan oleh buzzerRp atau buzzer$.  Takada tempat hidup bermakna di antara dua belahan diametral itu, kecuali seseorang memilih menjadi manusia apatis.(*)

 

RUJUKAN:

[1] "Kwik Kian Gie: Saya Belum Pernah Setakut Ini Kritik Rezim," cnnindonesia.com, 9/2/2021.            

[2] "Jokowi: Masyarakat Harus Aktif Sampaikan Kritik dan Masukan," cnnindonesia.com, 8/2/2021; "Jokowi: Silakan Kritik Tapi Pakai DataJangan Pembodohan, sinarharapan.co, 10/12/2018.

[3] "Jokowi Marah-Marah Pakai Teks, Sindir Rocky Gerung: Dungu!" wartaekonomi.co.id, 30/6/2020; "Sindiran Pedas Gerung Soal Dinasti Kena Banget: Presiden Dungu," wartaekonomi.co.id, 3/8/2020.

[4] "Din Syamsudin: Menurut Teori Islam, Pe makzulan Seorang Pemimpin Bisa Dilakukan,"  akurat.co, 1/6/2020.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun