Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Waspadalah, Ada Orang Fanatik di Kompasiana

1 Februari 2021   20:22 Diperbarui: 1 Februari 2021   20:36 492
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dari ibtimes.id

Agar tak bertegang urat leher, kita sepakati dulu erti kata "fanatik".  Kita merujuk kbbi.web.id saja. Di situ tertulis /fa.na.tik/ a teramat kuat kepercayaan (keyakinan) terhadap ajaran (politik, agama, dan sebagainya). Jelas, ya. Jangan ada erti lain.

Jika dikenakan pada Kompasiana, maka Kompasianer fanatik adalah orang yang teramat kuat keyakinannya terhadap ajaran Kompasiana. Contoh ajaran Kompasiana: jika dalam sebulan keseluruhan artikel meraih 1,500 UV, maka Kompasianer mendapat K-Rewards.

Nah, Kompasianer Fanatik sangat yakin ajaran itu. Padahal belum tentu benar. Buktinya, Pak Tjip tak kunjung terima K-Rewards. Sehingga beliau nenyumbangkan nominalnya, bukan uangnya, lho, kepada Min K terkasih.

Dalam teori terorisme, fanatisme itu diyakini memicu radikalisme, lalu radikalisme memicu ekstrimisme, dan ekstrimisme menciptakan terorisme. Di sini aku jadi takut. 

Hal teror dari Kompasianer Fanatik itu bukan isapan jempol (jorok banget, ya). Saya adalah saksi korban. Setiap kali saya menulis artikel yang mengritik Min K atau sesama Kompasianer, selalu ada seorang Kompasianer Fanatik yang meneror dengan artikel balasan yang membabak-belurkan. Saya tak perlu menyebut nama aslinya. Tapi saya biasa menyebutnya Prov(okator) Al Pepeb Nircalana.

Sekarang, rasa takutku bertambah. Sebab ada seorang lagi Kompasianer yang berjibaku untuk menjadi Fanatik. Tahu, dong siapa dia. Saya biasa memanggilnya Bang (M. Sya)Fei, ya, Bang Fei. Menjadi Fanatik malahan dijadikan resolusinya tahun 2021 ini.

Jika ditanya kenapa Bang Fei ingin jadi Fanatik, maka jawabnya, "Pengen aja. Masalah buat loe?" Itu logika ular gigit ekor, ciri fanatisme buta. Kepada ular itu pernah ditanya kenapa gigit ekor. Jawabnya, "Ekor, ekor gue. Gue pengen gigit, emang napeh. Masalah buat loe?"

Ampun, deh. Ya, jelas masalah buat gue, Bang Fei. Kalo loe jadi Fanatik,  makin gak aman aja hidup gue selaku kritikus Min K dan K'ners garis depan. Tambahan teror dari satu orang lagi K'ner Fanatik cukup untuk menamatkan karir gue sebagai kritikus, Bang.  

Min K, saya protes keras. Mengritik itu hak asasi. Kenapa saya tidak mendapat perlindungan dari serangan teror K'ner Fanatik. 

Tolonglah, min K.  Hidupku di Kompasiana sungguh tak mudah belakangan hari ini. Selain ancaman teror dari K'ner Fanatik, saya juga dipersekusi anggota FDK (Forum Diari Kompasiana), organisasi tanpa bentuk (OTB) bikinan Daeng Khrisna Pabichara.(*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun