Pasti stres, siapapun Gubernur Jakarta hari ini. Angka kemiskinan, angka pengangguran, angka pertambahan positif Covid-19, semuanya tertinggi se-Indonesia. Ikut terpapar Covid-19 pula. Coba, gubernur mana yang masih bisa ketawa atau sekadar senyum dalam kondisi macam itu?
Jangan ada di antara Anda yang menukas, "Oh, itu kan karena ketakmampuan gubernur Anies mengatasi masalah." Eh, Panci Bolong, kita disini sedang bicara soal cara melepas stres. Bukan sedang menilai kinerja Gubernur Anies. Mulut bolong nyinyir tolong disolder bentar, ya.
Markilik, mari kita tilik, tiga cara cespleng Pak Gubernur Anies menghalau galau stres.
Satu: Menonton satwa di Kebun Binatang
Pada tanggal 12 Â April 2020, di tengah masa PSBB karena rebak pandemi Covid-19, diberitakan Pak Anies sedang menonton para satwa di Kebun Binatang Ragunan. [1]
Spontan, warganet mahanyinyir langsung merisak Pak Anies sambil pasang emotikon bahak atau pokdat (tepok jidat). Oh, ya, merisak atau menertawakan orang lain itu ciri orang stres juga, lho,  yang sedang melampiaskan stresnya.
"Ngapain juga Pak Anies ngunjungin satwa segala. Bukannya ngunjungin warganya yang kena Covid," begitu kira-kira rumusan umum nyinyiran warganet. Hei, apa gak stres namanya, tuh. Masa gubernur diminta melanggar protokol Covid-19, mengunjungi warga yang terkena Covid di ruang isolasi." Nyinyir itu pake otak dikit, napeh.
Menonton perilaku satwa yang lucu, menggemaskan, aneh, dan kadang absurd itu bisa mengurangi tingkat stres. Â Dampak positif itulah, kiranya, yang hendak direguk Pak Anies di Kebun Binatang Ragunan. Â Memang itulah gunanya orang pergi ke kebun binatang. Â Bukan untuk pacaran di balik pohon, Kawan.
"Tapi kebun binatang tutup gegara pandemi."  Begitu mungkin dalihmu. Jangan egois, Kawan. Satwa juga butuh melepas stres.  Apa kamu pikir ditonton telanjang bulat dalam kandang itu gak bikin stres? Kalau gak percaya, coba aja ndiri, sono.
"Solusi! Solusi! Solusi!" tuntutmu gak sabaran. Hmm, tenang, untuk sementara cobalah memiara seekor ikan cupang dalam toples kaca. Â Prinsipnya, sama saja, kan?Â
Dua: Menikmati warna-warni kolong jalan layangÂ
Pada tanggal 23 Januari 2021, masih di tengah PSBB Lanjutan, diberitakan Pak Anies mengunjungi Kawasan Senen dan berfoto di bawah kolong jalan layang yang kini dicat warna-warni. [2]
"Masa Gubernur bisanya cuma mewarnai kolong jalan layang? Unfaedah banget!" Begitu kira-kira rumusan umum nyinyiran warganet yang takrela melihat Pak Anies melepas stres sejenak di kolong jalan layang atau di atas JPO. Â "Bukannya nanganin pandemi Covid-19 yang lagi muncak di Jakarta."
Hei, Gayung Bocor, kamu harus tahu, sesekali menikmati warna-warni cerah itu bisa membantu peredaan stres. Â Ketimbang memelototi warna merah pada peta kepadatan persebaran Covid-19. Bikin tambah stres. Â Kamu mau tanggung akibatnya kalau gubernur stres?
Jangan salah tempat, ya. Â Saya ulangi, kolong jalan layang Senen. Â Bukan kolong jembatan di Jalan Thamrin. Di situ mungkin ada gelandangan yang malah bikin kamu tambah stres.
Tiga: Â Menikmati atap rumah warna-warni di Jagakarsa dari udara
Hari-hari ini, Pak Anies sedang sumringah, membangga-banggakan atap rumah yang dicat warna-warni, Â di lingkar putaran ladam kuda ganda di Jagakarsa. Â Tepatnya di Tanjungbarat dan Lentengagung. [3]
"Unfaedah banget mencat warna-warni genteng rumah warga. Â Kan, pemilik rumah gak bisa lihat." Sekali lagi, begitu kira-kira rumusan umum nyinyiran warganet yang iri melihat Pak Anies gembira menggambar dan mewarnai genteng rumah. Â Iri tanda ingin, lho.
Hei, Dompet Bolong, warna-warni genteng itu memang bukan untuk pemilik rumah. Sebab pemilik rumah cuma butuh gentengnya untuk menahan panas matahari dan air hujan.  Masa kamu gak paham fungsi dasar atap.
Dengan memandangi warna-warni atap rumah itu -- katanya, sih, instagramable banget (kamu hidup untuk instagram, kan?) -- kamu bisa menurunkan tingkat stresmu.Â
"Bagaimana cara melihatnya?" Pakai mata, tentu saja, tapi boleh pilih satu atau semua dari tiga cara yang lazim. Cara pertama, mahal banget, naik pesawat terbang dari Bandara Halim, ambil kursi mepet jendela, lalu nikmati warna-warni genteng rumah itu saat pesawat melayang di atasnya.
Cara kedua, lebih murah, beli dron, terbangkan di atas kampung beratap warna-warni itu, nikmati keindahannya di layar monitor. Â
Cara ketiga, paling murah, ajak pacar naik motor, berhenti di gigir putaran ladam kuda, lalu nongkrong di atas jok motormu  menikmati pemandangan warna-warni genteng rumah.  Jangan lupa merangkul pinggang pacarmu, supaya keindahan semakin lengkap.
Hei, tapi cara ketiga itu kan bisa bikin macet putaran? Â Aih, salah sendiri. Â Sudah tahu putaran ladam kuda itu adalah anjungan pandang genteng warna-warni, masih nekad juga muter lewat situ.
Barangkali, setelah mencoba tiga cara a'la Anies itu, stresmu masih belum pergi juga. Â "Apakah ada cara lain?" tanyamu. Â Hmm, oke, cobalah menulis Diari di Kompasiana misalnya. Â Barangkali, ya, barangkali saja itu bisa membantu. Â Tapi, kamu aja, ya. Aku, sih, emoh! (*)
RUJUKAN
[1] "Inspeksi ke Ragunan, Anies Beri Makan Jerapah hingga Gorila," tempo.co, 12.04.2020.
[2] "Anies Pamer Wajah Baru Kawasan Senen, Nerizen Aoto Bangga: Gila, Jakarta Makin Keren!" inews.id, 23.01.2021.
[3] "Warna-warni Atap Rumah di Sekitar Flyover Lentengagung," kompas.com, 16.12.2020.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H