Begitulah, saya sesungguhnya sangat berharap rekan-rekan muda saja yang tampil sebagai nomine, khususnya untuk kategori Best in Opinion. Sayang, untuk kategori ini hanya dua orang muda yang masuk: Â Romo Boby dan Jose Hasibuan. Â Tiga lainnya tergolong orang tua: Agung Webe, Jupiter Gulo, dan Felix Tani.
Sedikit banyak saya merasa kecewa karena upaya saya menyemangati rekan-rekan muda untuk kenthir, dalam arti kreatif dan produktif beropini, belum membuahkan hasil. Mungkin karena rekan-rekan muda ini lebih banyak tertawa saat membaca humor-humor sindiran saya, ketimbang menarik pelajaran darinya. Mudah-mudahan tahun 2021 nanti orang muda tampil dominan.
Saya sudah kadung menjadi nomine. Tetimakasih untuk rekan-rekan yang telah mengusulkan nama saya. Ini akan menjadi pertarungan 1 lawan 4: seorang penganut kenthirisme berhadapan dengan 4 orang penganut empirisme. Â Jika Si Kenthir itu sampai menang, maka itulah lonceng kematian empirisme di Kompasiana.
Tapi apakah saya punya ambisi memenangi kontestasi Best in Opinion Kompasianival Awards 2020? Biarlah saya kutipkan nasihat Nenek Poltak: "Kamu tidak harus menjadi pemenang, tapi kamu harus menjadi orang yang dikenang." Ya, saya hanya ingin dikenang sebagai Kompasianer Kenthir. Sesederhana itulah harapan seorang Felix Tani.(*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H