Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

[Poltak #019] Tipuan Cantik Bunuh Diri

14 Oktober 2020   15:22 Diperbarui: 15 Oktober 2020   13:02 348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kakek Poltak diam seribu bahasa. Tak hendak menggeleng. Tidak juga mengangguk.  

Begitulah orang Batak. Istri selalu tampil sebagai penentu kata akhir di  saat genting, bila itu tentang nasib anaknya. Tidak seorang pun dapat membantahnya. Tidak suaminya.

"Sudah! Tidur semua!" nenek Poltak menutup malam yang panas.

Parandum beranjak masuk ke dalam kamar tidurnya. Sambil berharap tipuan aksi bunuh dirinya akan berakhir manis.  Memang kakek Poltak belum menyatakan persetujuan. Tapi nenek Poltak sudah mengambil keputusan. "Semoga ini tipuan cantik," bisiknya dalam hati.

"Poltak, jaga amangudamu itu." Kakek Poltak berpesan sebelum berangkat tidur. Suaranya datar, bergetar.  Ekspresi kasih sayang pada anak dan kepercayaan kepada cucu.

Tengah malam.  Derit pintu kamar Parandum, diikuti derak langkah kaki pada lantai papan, membangunkan Poltak dari tidurnya. Dia teringat pesan kakeknya tadi sebelum berangkat tidur.  

Langkah kaki itu mengarah ke dapur. "Mati aku. Jangan-jangan amanguda mau ...." Pikiran buruk menyergap benak Poltak. Di kepalanya berkelebat bayangan  Parandum melompat bunuh diri, seperti kejadian tadi.    

Perlahan dia bangkit dari ranjangnya lalu, berjinjit tanpa suara, menguntit langkah Parandum menuju dapur. (Bersambung)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun