"Ya, sudah.  Tahan saja dulu.  Nanti kita mampir di rumah ompung Toruan.  Biar diurut."  Nenek Poltak memberi solusi. Tapi Poltak tetap harus membantu bawa beras . Sebab  dia tidak menyungginya di bahu.
Ompung Toruan adalah panggilan Poltak dan adik-adiknya untuk nenek kandung dari garis ibu. Dia adalah dukun urut yang sohor di kampung Toruan dan kampung-kampung tetangga, termasuk Panatapan. Â
Para pasiennya menyebut Ompung Toruan itu dukun urut sakti. Lantaran semua pasiennya, apapun keluhannya, Â selalu sembuh setelah diurutnya.
Perjalanan dari Losung Aek ke Toruan adalah derita tanpa tara bagi Poltak. Â Kombinasi sakit gigi, sakit pada bahu dan rasa nyeri di leher yang menopang kepala berbeban beras, sudah lebih dari cukup bagi Poltak sebagai alasan meratapi nasibnya.Â
Untunglah, di ujung deritanya, Poltak bersama nenek dan adiknya tiba juga di rumah Ompung Toruan. Â
Hari sudah terang. Cahaya fajar sudah semburat di timur, di balik Gunung Simanukmanuk.
"Bah. Â Bahu kananmu bergeser sedikit." Â Ompung Toruan menjelaskan masalah Poltak. Â
"Tak masalah. Sebentar juga pulih," lanjutnya meyakinkan, sambil tersenyum, mengesankan pemulihan bahu bergeser itu semudah membalik telapak tangan.
Ompung Toruan menyiapkan ramuan urut. Â Minyak kelapa dituangkan ke dalam piring. Â Lalu umbi bunga bakung dipanaskan di atas bara perapian. Â
Pangkal umbi bakung hangat dicelupkan pada minyak kelapa. Lalu umbi itu digosokkan pada bahu kanan Poltak. Â
Poltak merasakan kehangatan menembus kulit dan dagingnya. Sampai kemudian serasa meresap ke persendian bahunya. Â Sama sekali tidak ada sedikit pun rasa sakit saat diurut.