Apa artinya angka-angka di atas? Â Jarak tahun 1951 ke 2015 adalah 64 tahun. Â Artinya pada tahun 1951 orang Jepang masih makan wortel, tomat, horenso, apel dan jeruk mandarin yang sesungguhnya, hasil pertanian yang relatif masih alami. Â Belum banyak menggunakan pupuk dan pestisida buatan.
Tapi pada tahun 2015, atau 64 tahun kemudian, orang Jepang telah makan ampas segar dalam bentuk wortel, tomat, horenso, apel dan jeruk. Itulah hasil pertanian modern yang menggunakan pupuk dan pestisida buatan.
Predikat "ampas segar" itu terindikasi dari kadar vitamin C, vitamin A dan Fe yang yang tersisa pada sayur dan buah tersebut setelah 64 tahun. Â Itulah dampak pertanian modern yang merusak tanah masa kini.
Fakta itulah yang mendorong orang Jepang kini mengubah orientasi pertanian dari pertanian modern ke pertanian alami. Pola pertanian tanpa olah tanah, tanpa pupuk, tanpa pestisida, tanpa herbisida (tidak membunuh gulma). Â
Tokoh pertanian alami Jepang, Masanobu Fukuoka dan Kawaguchi Yoshikazu menyebutnya sebagai "do-nothing farming". Maksudnya, tidak mengeksploitasi alam dengan menggunakan teknologi yang semakin tidak alami.
Intinya, kata kedua orang petani cum filsuf itu, berkomunikasilah saja dengan alam (tanah), layani alam (tanah), maka semuanya akan jadi baik (sehat dan berkelanjutan). Â
Saya tak hendak membahas lebih jauh soal pertanian alami itu di sini sekarang. Panjang ceritanya. Mungkin lain waktu.
Saya hanya ingin mengatakan apa yang terjadi di Jepang, nestinya terjadi juga di Indonesia. Mengingat pertanian kita adalah pertanian modern yang mengandalkan  pupuk, pestisida, dan herbisida. Sayangnya, kita tak punya data antar titik waktu seperti milik Jepang tadi.
Ringkasnya, saya ingin katakan, jika kita makan wortel, tomat, bayam, apel dan jeruk mandarin hari ini, cobalah pikirkan bahwa kita sebenarnya sedang makan ampas dalam bentuk produk-produk hortikultura itu.
Saya tak hendak membahas detail dampaknya terhadap kesehatan. Tapi cobalah dipikir, sesehat apa, dan akan sepanjang apa usia kita, jika setiap hari makan ampas?
Ini tak hanya berlaku untuk sayur dan buah. Tapi juga makanan pokok. Beras misalnya. Saat makan sepiring nasi, apakah kita makan beras sungguhan, atau racikan pupuk Urea, ZA, NPK, KCl, dan pestisida dalam rupa beras?