Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Anies Baswedan, Sang Fenomena Humor

22 Agustus 2020   18:27 Diperbarui: 22 Agustus 2020   18:43 813
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anies Baswedan (Foto: okezone.com)

Ukuran bahagia yang digunakan tampaknya merujuk pada teori kebutuhan Maslow.  Jika manusia sudah mencapai kebutuhan level 5, aktualisasi diri, berarti kadar bahagianya sudah tinggi.

Contoh paling sederhana bisa dilihat pada perilaku anak-anak kampung Jakarta sewaktu banjir.  Berenang di genangan banjir adalah bentuk aktualisasi diri bagi anak-anak. (Bagi lansia, itu namanya bunuh diri).  

Karena itu Anies bilang, "Banjir gak masalah. Anak-anak senang berenang di banjir." Artinya, banjir adalah program fasilitasi kebahagiaan warga junior Jakarta. Yang gak setuju, berarti gak pernah bahagia di masa kecilnya.

Salah satu bentuk aktualisasi diri yang ngetop dewasa adalah status di instagram. Semakin keren status di instagram, pertanda semakin tinggi level kebahagiaan. Itoe koentji kebahagiaan di era "Internet of Things" (IoT).

Anies agaknya paham benar soal kebahagiaan berinstagram itu.  Makanya dia membangun banyak spot instagramable di Jakarta. Misalnya spot waring Kali Item Kemayoran (waktu Asian Games), spot  JPO gundul di Jalan Sudirman dan Thamrin, dan spot instalasi bambu Getah-Getih di Bundaran HI (sudah dibongkar karena lapuk).

Yang terbaru, atap-atap rumah di sekitar Elevated U-Turn  "Tapal Kuda" di Lenteng Agung dan Tanjung Barat, Jakarta Selatan, akan dicat senada agar instagramable dari udara. Mungkin nanti di sana akan di buka destinasi wisata drone, untuk mengambil foto udara. Kalau gak punya drone, ya, silahkan pakai layangan koang.

Bahkan U-Turn Tapak Kuda yang diklaim sebagai yang pertama di Indonesia itu digadang-gadang akan mengalahkan Simpang Susun Semanggi yang dibangun BTP. Pertanyaannya, sejak kapan "Tapak Liman" (Gajah) kalah dari "Tapal Kuda"? Mungkin, sejak Jakarta dipimpin seorang gubernur humoris.

Jelas kiranya, Anies Baswedan itu adalah Sang Fenomena Humor.  Mampu menjadi, dan bertahan sebagai, Gubernur Jakarta karena keunggulannya sebagai sosok humoris. Semua bisa dibereskan dengan humor.

Jadi jangan pernah menganggap remeh seseorang humoris yang terjun ke dunia politik. Dengan kekuatan humornya, dia tidak saja mampu menjadi gubernur, tapi juga menjadi presiden.  

Jokowi adalah contoh terbaik.  Waktu kampanye Pilpres RI tahun 2019, Jokowi cenderung tampil humoris, sedangkan Prabowo cenderung "hororis" (Indonesia bubar dan isu-isu menakutkan lainnya). Hasil akhirnya: Jokowi menjadi Presiden RI, Prabowo menjadi Menhan RI.

Anies, dengan kekuatan humornya, berpotensi mengikuti kisah sukses Jokowi.  Lagi pula jarak dari Balai Kota Jakarta ke Istana Negara sangatlah dekat. Apa lagi ratusan pohon telah ditebang di Taman Monas: jalan menjadi lebih lapang.(*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun