Sekali lagi, demikian Poltak, nama Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia bisa menjadi teladan. Analisis DM-nya: kesatuan aksi, aksi mahasiswa, mahasiswa Indonesia. Â
Seratus untuk mahasiswa tahun 1965. Limapuluh untuk para mantan mahasiswa di tahun 2020.
"Sok tahu kamu, Poltak, Nanti kamu dimarahi Khrisna Pabichara, lho." Saya mengingatkan Poltak. Â
"Lho, kalau saya benar, Â buktikanlah. Kalau saya salah, mengapa Khrisna harus marah?" Jawab Poltak retorik emosional, bikin saya bingung. Rasanya ada yang salah dengan logika Poltak.
Untuk menghalau bingung, saya menyeruput kopi yang diseduhkan Poltak untukku.Â
"Tapi ada benarnya," pikirku sedikit lebih jauh, "kalau bikin nama kelompoknya saja kacau, bagaimana saya bisa percaya pada teriakan para tukang kritik itu?" Â
Apakah, misalnya nih, saya layak percaya pada kritik "Jokowi itu pro-China" yang dilontarkan seseorang yang menyebut dirinya Ricky Girang? (Ntar dia bilang pula istrinya Tante Girang.)(*)