Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Gibran, "The Soloist"

26 Juli 2020   20:54 Diperbarui: 27 Juli 2020   11:18 528
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gibran Rakabuming dan Markobar (Foto: finansialku.com)

Tak perlu pula menghasut orang untuk menghajar politisi mumpungisme, seperti Gibran The Soloist itu, melalui pemenangan "kotak kosong". Itu namanya membodohi rakyat. Sejak kapan, sih, "kotak kosong" bisa menang atas "kotak berisi"?  Yang benar itu "kotak tanpa nama".  Pencipta istilah "kotak kosong" itu pasti tidak pernah lulus ujian Bahasa Indonesia.  

Terhadap Gibran, pilihannya sederhana saja, terima atau tolak.  Jika menerimanya maka berdoalah kepada Tuhan.  Semoga Tuhan memberinya karunia hikmah kebijaksanaan, seperti dulu Raja Salomo muda. Jangan bilang doa ini lebay. Doa itu rujukannya menang Kitab Suci, bukan Undang-Undang Dasar atau KUHAP.  

Kalau menolak Gibran, tak perlu pula unjuk rasa berjilid-jilid.  Film animasi Doraemon sudah mengajarkan empat cara menolak seorang Soloist dadakan pada episode Giant yang maksa nyanyi. Menutup kuping seperti Nobita; pura-pura kagum seperti Suneo padahal perutnya mules; mengeluarkan alat penghilang suara dari kantong ajaib seperti Doraemon; pasang baling-baling bambu di ubun-ubun lalu terbang kabur.

Tak ada yang terlalu sulit di dunia yang diciptakan Tuhan bundar, bentuk paling sederhana. Maksud Tuhan, barangkali lho, otak manusia yang bundar itu janganlah dibikin jadi persegi tak beraturan.  Ntar, loe pusing ndiri.(*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun