Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Storyteller Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

KBBI Itu Instrumen Ketaksetaraan Gender?

8 Juli 2020   15:31 Diperbarui: 9 Juli 2020   05:49 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di bawah dominasi struktural laki-laki, atau subordinasi sosial perempuan, maka para perempuan anggota tim penyusun tampaknya tidak lagi kritis.   Atau daya kritisnya sudah ditumpulkan oleh kuasa patriarki.  Maka apapun kata laki-laki, itulah yang dianggap benar.

Pertanyaannya, apakah ketaksamaan gender dalam KBBI akan dibiarkan seperti itu?  Artinya membiarkan KBBI sebagai instrumen sosialisasi dan pelestarian ketaksetaraan gender?

Betapa tak beradabnya jika kita membiarkan KBBI seperti itu.  Mendiamkan hal itu berarti membenarkan adagium "Bahasa adalah (alat) kekuasaan (laki-laki)".  Konsekuensinya adalah membiarkan negara, melalui lembaga bahasa, melestarikan ketaksetaraan gender.

Menurut saya, KBBI harus direvisi dengan pendekatan "pengarus-utamaan gender" (gender mainstreaming).  Kerja revisi itu tak hanya melibatkan para ahli bahasa saja tetapi juga menyertakan para ahli studi gender dan aktivis kesetaraan gender.  

Dengan cara itu gejala atau idiologi ketaksetaraan gender bisa dihapuskan dari KBBI.  

Saya pikir, saatnya para ahli dan pegiat bahasa di Indonesia berkolaborasi dengan para ahli dan pegiat gender.  Percuma berteriak-teriak tentang kesetaraan gender, sementara KBBI kita ternyata mensosialisasikan dan melestarikan ketaksetaraan gender.  Opo ora miris, tho.(*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun