Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Samosir, 1 Pulau 2 Batak Toba

4 April 2020   22:13 Diperbarui: 5 April 2020   16:07 5094
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pulau Samosir (daratan berwarna biru) di kejauhan (Foto: indobesia.go.id/pesona indonesia)

Sirajaoloan meliputi marga-marga Naibaho, Sihotang, Bakkara, Sinambela, Sihite, dan Simanullang. Sedangkan Sirajasumba terdiri dari marga induk Sihombing dan Simamora beserta marga-marga percabangannya.

Sirajasobu terdiri dari marga induk Sitompul dan Hasibuan. Percabangan Hasibuan adalah marga-marga Hutabarat, Panggabean, Hutagalung, dan Hutatoruan (Lumbantobing).

Terakhir, Naipospos mencakup marga-marga Marbun (Lumbanbatu, Banjarnahor, Lumbangaol), Sibagariang, Hutauruk, Simanungkalit, dan Situmeang.

Begitulah pemilahan orang Batak Toba menurut marganya ke dalam dua belahan, Lontung dan Sumba. Tuturan di atas bersifat umum. Sehingga tak terhindarkan adanya sejumlah marga yang luput dari penyebutan.

Jika menghitung jumlah marga, maka terang belahan Sumba lebih besar dibanding Lontung. Sastrawan Sitor Situmorang (2004) misalnya menghitung, sampai abad ke-19 ada 325 marga Batak Toba. Rinciannya Sumba 250 marga sedangkan Lontung hanya 75 marga.

Konsekuensinya adalah luas wilayah domisili masing-masing belahan itu. Belahan Sumba menguasai sekitar 4/5 wilayah Tanah Batak, sedangkan Lontung hanya 1/5 darinya.

Itulah yang tergambarkan pada kasus Pulau Samosir, seperti akan saya jelaskan di bawah ini.

Dua Penggalan Samosir
Kampung awal orang Batak Toba adalah huta Sianjurmulamula, terletak di lembah Sagala-Limbong, di kaki barat Gunung Pusuk Buhit. Seiring perkembangan waktu, kampung ini kemudian berkembang menjadi horja (federasi huta), dan akhirnya tumbuh menjadi bius (federasi horja). 

Bius Sianjurmulamula itu adalah yang pertama dan menjadi model untuk pembentukan bius-bius berikutnya. Pemerintahan bius itu adalah pemerintahan komunitas persawahan. Dipangku oleh dwi-tunggal pemimpin religi (Parbaringin, pendeta, pemimpin ritus-ritus pertanian) dan pemimpin duniawi (raja, pemerintah).

Merespon pertumbuhan penduduk, keturunan Lontung dan Sumba bermigrasi ke luar Sianjurmulamula, diperkirakan dalam periode tahun 1000-1300.

Arah migrasi itu, pertama, mendatar ke timur, ke tanah berawa Pangururan, dan kemudian ke penggal utara Samosir, hingga ke tepi timur pulau, ke Simanindo, Ambarita, dan Tomok sekarang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun