Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengapa Saya Tidak Menulis tentang Covid-19?

25 Maret 2020   10:12 Diperbarui: 25 Maret 2020   12:53 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut saya sudah tepat jika pemerintah pusat menetapkan seorang juru bicara nasional Covid-19. Semua informasi yang disampaikannya sudah pasti valid, dapat dipertanggungjawabkan.    

Dengan hanya merujuk pada informasi juru bicara itu, dan informasi pemerintah daerah yang telah dikonfirmasi ke pusat, maka saya bisa menghindarkan diri dari kesimpang-siuran informasi terkait Covid-19.   Hal ini penting sebagai dasar untuk mengambil keputusan yang tepat untuk "menjaga diri" dari serangan Covid-19.

Mungkin ada yang tidak setuju. Sebab berpendapat perlu informasi pembanding, dengan asumsi informasi pemerintah belum tentu benar, atau belum tentu jujur.

Jika itu alasannya, lalu apa dasarnya untuk mengatakan bahwa informasi dari luar pemerintah lebih benar dan lebih jujur?  
Informasi tentang serangan Covid-19 di China, Italia, Iran, Prancis, Jerman, dan Amerika tentu saja perlu sebagai pengetahuan.  Tapi sejauh mana kita bisa mempercaya semua informasi itu?

Lagi pula, Indonesia berbeda dengan negara-negara itu dalam hal struktur demografis, sosial-ekonomi, dan geografis. Jadi, meski ada kemiripan, pola serangan Covid-19 di Indonesia mestinya berbeda dibanding di berbagai negara itu.

Maka, inilah alasan saya yang ketiga untuk tidak menulis Covid-19,  yaitu menghindari polusi atau kontaminasi terhadap informasi pemerintah. Sangat berbahaya jika informasi juru bicara Covid-19 yang sampai kepada khalayak sudah terpolusi atau terkontaminasi oleh informasi yang disebar oleh orang-orang yang tak kompeten seperti saya.

Saya tak bermaksud mengeritik rekan-rekan yang menulis tentang Covid-19.  Silahkan saja jika merasa punya kompetensi dan bisa mempertang-gungjawabkan kebenaran dan dampak informasi yang disampaikan ke ruang publik.

Karena itu saya juga tak hendak berkata: Stop menulis Covid-19!  Jika ada penulis yang mau berhenti menulis Covid-19, biarlah itu keputusan yang terbit dari nuraninya.

Saya sendiri sudah memutuskan untuk tidak menulis tentang Covid-19. Juga tidak perduli pada informasi Covid-19 yang disebarkan orang-orang yang tak punya kompetensi. Keputusan ini membuat saya lebih nyaman "menjaga kesehatan keluarga".

Demikian catatn saya, Felix Tani, petani mardijker, berusaha mengisolasi diri sambil berdoa untuk keselamatan keluarga, kota, dan dunia.(*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun