Ketiga, sejujurnya saya nggak ngeh sama sekali soal bingkisan kecil untuk Nominee Kompasiana Awards 2019 itu. Â
Saya ngertinya dapat hadiah uang kalau memenangi Kompasiana Awards. Â Sudah jelas uang itu masuk ke dompet Kompasianer pendatang baru tadi. Â Apa mau dikata.
Jadi, ketika saya menerima pesan WA soal bingkisan itu, saya sungguh berterimakasih karena telah diingatkan tentang suatu perkara kecil. Â
Ya, bingkisan untuk nominee itu memang perkara kecil. Â Dapat tidak tambah kaya, tak dapat tidak tambah miskin.
Tapi, saya percaya, barang siapa tidak setia pada perkara kecil maka dia tidak akan setia pada perkara besar. Â Â
Maka, misalnya, jangan pernah berharap seorang kepala daerah mampu me-lockdown daerahnya untuk mencegah pandemi Covid-19, sedangkan menjamin ketersediaan masker harga murah di pasaran saja dia tidak mampu.Â
Juga jangan berharap seorang kepala daerah mampu mengendalikan social distancing, tapi bikin kebijakan yang menyebabkan antrian penumpang transportasi umum.Â
Katanya itu "efek kejut". Â Ya, terkejut sendiri, sebab dia ternyata tak secerdas yang dipanggungkan.
Maaf, itu tadi ngelantur. Â Kembali ke pokok perkara bingkisan.
Mengapa saya menilai perlu menuliskan ikhwal perkara kecil ini?
Alasannya simpel. Â Saya ingin mengapresiasi Admin Kompasiana. Â Sebab Kompasiana ternyata setia dalam perkara kecil. Â Sekecil bingkisan untuk nominee yang sudah terlupakan itu. Â Â