Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Hujan Air Mata 25 Desember

27 Desember 2019   17:36 Diperbarui: 28 Desember 2019   06:00 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dini hari yang dingin. Saat Engkau lahir dalam gulita malam bersuluh Bintang Timur. Air mataMu tumpah dalam rupa hujan lebat beriring guruh dan petir.

Itu hujan air mataMu.  Membasuh darah bayi-bayi suci korban ketakutan Herodes akan kuasaMu.  Dua ribu tahun lalu di tanah Judea yang gersang kasih.

Itu hujan air mataMu.  Membasuh dunia dari dosa dan buahnya.  Menjadi air sumber hidup abadi bagi siapa yang meminumnya.

Hujan dini hari dalam gulita malam ini adalah air mataMu untukku.  Aku si anak hilang yang takut pulang ke rumahMu. Sebab darahMu tumpah dari salib karena salahku. (*)

Jakarta, 25 Desember 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun