Natal dan Tahun Baru satu tarikan nafas bagi orang Batak Toba Kristiani.
Bagi orang Batak Kristen Natal adalah perayaan kelahiran Yesus Kristus, Sabda yang menjadi manusia, Penyelamat dan Pembaharu Dunia.
Sedangkan Tahun Baru adalah perayaan "kelahiran baru" bagi orang Batak. Lahir menjadi "manusia baru yang semoga lebih baik", dari tadinya "manusia lama" yang penuh salah dan dosa.
Makna Natal itu sejatinya dipanggungkan pada perayaan Tahun Baru. Setelah bersyukur dan bergembira atas kelahiran Juru Selamat, Sang Pembaharu pada Hari Natal, maka ditindak-lanjuti dengan janji dan tekad pembaruan diri pada momen Tahun Baru.
Bagi orang Batak, "kelahiran baru" itu harus dirayakan, tepat pada malam Tahun Baru dan tanggal 1 Januari setiap tahun.
Nah, di situlah, di momen Tahun Baru itu, "Revolusi KGB" melanda orang Batak pada paruh kedua tahun 1970-an.
Lantas apa itu "Revolusi KGB"? Saya akan jelaskan dengan mengisahkan budaya Tahun Baru di Desa Panatapan (pseudonim), Tanah Batak tahun 1980-an. Desa ini sekarang berada di wilayah Kabupaten Toba-Samosir.
***
Cerita Natal dan Tahun Baru di Desa Panatapan adalah kisah tipologis untuk orang Batak Toba. Artinya, bisa menggambarkan cara orang Batak kampung umumnya merayakan Natal dan Tahun Baru.
Kue Natal dan Tahun Baru adalah kelengkapan wajib bagi orang Batak di Panatapan. Sebab Natal dan Tahun Baru tanpa kue, tidak sah hukumnya. Dianggap kurang beradat jika tetamu yang datang mengucapkan Selamat Natal dan Tahun Baru tidak disuguhi kue-kue dan minuman.
Begitulah. Satu atau dua hari sebelum Natal tiba, keluarga-keluarga di Panatapan sudah sibuk mengolah bahan dan membuat kue-kue tradisional khas Batak.