Bangunan-bangunan yang ada di komplek itu difungsikan untuk pekerjaan dekortikasi (pemisahan kulit berserat dari batang sisal), degumming (menghilangkan lendir pada serat dengan cara perebusan), pemutihan serat (pemanasan dan pencucian), pelurusan dan pemotongan serat, sampai penguraian bundel serat.
Perusahaan perkebunan Sukamandi ini dialihkan ke bawah pengelolaan Perusahaah Tapioka dan Rosela Sukamandi Jaya. Â
Pengelolaannya diserahkan pada Proyek Dewi Sri Jaya, sebuah proyek intensifikasi padi sawah.
Pada tahun 1968, Proyek Dewi Sri Jaya diubah dan diresmikan Presiden Soeharto menjadi Lembaga Sang Hyang Seri Sukamandi. Fungsinya untuk produksi benih padi unggul.
Tahun 1995, setahun setelah swasembada beras tercapai, status Perum berubah menjadi Persero. Bisnis intinya tetap produksi benih tanaman pangan unggul, khususnya padi.
Demikian sejarahnya. Sampai sekarang SHS Sukamandi tetap menjalankan bisnis produksi benih padi ungul bersertifikat. Â Warga setempat masih menyebutnya Perum, walau statusnya sudah Persero.
Bangunan-bangunan emplasemen eks-pabrik sisal difungsikan untuk gudang benih dan bahan bantu produksi benih. Calon benih padi ditangkarkan pada areal 3,150 ha, eks-lahan perkebunan sisal (kemudian cassava dan rosela).