Perempuan roguing? Ini kategori apa? Pasti asing di telinga orang kebanyakan. Tapi akrab di telinga para pelaku agribisnis benih. Sebab lulus tidaknya benih di tahap penangkaran, sepenuhnya ditentukan kinerja para perempuan roguing.
Agar jelas duduk perkara, saya jelaskan dulu arti kata roguing. Kata dasarnya rogue (B. Inggeris), artinya "remove inferior or defective plants or seedlings from (a crop)". Roguing berarti tindakan menyingkirkan tanaman atau bibit jelek atau rusak dari suatu areal pertanaman.
Perempuan roguing berarti perempuan pekerja roguing. Perempuan yang bekerja membuang tanaman atau bibit jelek atau rusak dari suatu areal pertanaman.Â
Perempuan rouging termasuk dalam kategori buruh tani dengan keahlian khusus. Keahlian membedakan varietas tanaman utama dengan varietas tanaman lainnya atau varietas simpang alias devian (off-type).
Tugas perempuan rouging adalah membuang semua varietas simpang. Sehingga yang tertinggal di pertanaman seluruhnya varietas tanaman yang sama, seragam. Ini namanya penyeragaman atau pemurnian varietas tanaman. Bebas atau bersih dari campuran varietas lain (CVL).
Kegiatan roguing ini wajib dilakukan terutama pada usaha tani atau agribisnis perbenihan, khususnya pada proses budidaya penangkaran benih di lapangan. Sebab salah satu persyaratan kelulusan benih adalah kemurnian genetik. Artinya, harus dipastikan benih murni terdiri dari varietas yang sama.
Karena syarat kemurnian genetik benih itu, posisi dan peranan perempuan roguing dalam agroindustri perbenihan sangat penting. Merekalah penjaga terakhir kemurnian benih. Tanpa peran mereka, benih tidak akan memenuhi standar minimal kemurnian genetik, sehingga tidak akan lulus sertifikasi menjadi benih komersil.
Itu sekadar pemaparan arti roguing dan perempuan roguing. Sebenarnya kalau mengikuti kaidah Bahasa Inggris, pelaku roguing harusnya disebut roguer. Tapi sudahlah, istilah pe-roguing atau buruh roguing sudah lazim digunakan. Maka boleh pula pakai istilah "perempuan roguing".
***
Saya beruntung bisa menyaksikan para perempuan roguing ini bekerja. Kebetulan tanggal 3 Oktober 2019 lalu saya diundang PT Sang Hyang Seri (Persero) (SHS), sebuah BUMN Perbenihan, untuk menyaksikan proses produksi benih padi di kebun dan pabriknya di Sukamandi, Subang, Jawa Barat.
Salah satu yang menarik perhatian saya, sebagai petani yang suka berpikir sosiologis, adalah kehadiran sejumlah perempuan buruh tani di tengah hamparan padi sawah yang sudah masuk fase generatif awal, fase berbunga.
"Mereka itu buruh roguing. Umumnya perempuan," Mas Agus, General Manager SHS Kebun Sukamandi menjelaskan. "Mereka harus membuang semua varietas simpang dari pertanaman padi. Supaya diperoleh tingkat kemurnian genetik minimal 95 persen," lanjutnya.Â