Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Nyaris Terjebak di Tengah Demonstrasi Pelajar di DPR

26 September 2019   16:02 Diperbarui: 1 Oktober 2019   00:37 1207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ratusan pelajar dengan seragam pramuka, SMK, dan STM menyerang aparat kepolisian dari brimob yang sedang bertugas menjaga pintu belakang Gedung DPR/MPR RI, Jakarta Pusat. Pantuan Kompas.com pada Rabu (25/9/2019) siang, sekitar pukul 14.00 WIB, massa dari kalangan pelajar sempat melempari batu ke arah aparat yang sedang bertugas.(KOMPAS.com/BONFILIO MAHENDRA WAHANAPUTRA LADJAR)

Pada pagi hari Rabu 25 September 2019 kemarin saya sudah mengirim pesan WA kepada seorang teman yang berkantor di Manggala Wanabhakti, untuk mengingatkan apakah kondisi sekitar komplek Manggala yang bertetangga dengan komplek DPR Senayan cukup aman?

Soalnya siang pukul 13.30 WIB kami sudah agendakan untuk rapat di kantornya. Teman itu kemudian membalas dengan mengirimkan tautan berita online yang menyatakan kondisi sekitar komplek DPR aman. Tidak ada pergerakan massa demonstran penolak UU-KPK dan RKUHP.

Siang, pukul 12.30 WIB, saya bergerak dari Blok M Jakarta selatan menuju Manggala Wanabakti menggunakan jasa kendaraan mobil online. Supir yang terkesan cerdas bertanya apakah tidak ada massa demonstran di DPR?

"Mudah-mudahan tidak ada," jawab saya.
"Untuk apa mahasiswa itu demonstrasi sampai dua hari dua malam?" cecarnya.
"Ya, supaya Bapak tidak dituntut kalau menunjukkan kondom ke anak. Anak gadis Bapak tidak didenda kalau kebetulan keleleran di jalan sampai larut malam sepulang lembur kerja. Antara lain begitu," jawab saya sekenanya.

"Masa begitu?" dia kaget.
"Ya, DPR maunya begitu, rupanya," imbuh saya.

Tiba di pertigaan Jalan Asia Afrika dan Jalan Pintu Satu Gelora Senayan, mobil yang saya tumpangi langsung mandeg dihadang buntut kemacetan menuju Jalan Gelora dan Jalan Gerbang Pemuda.

"Wah, macet, Pak," kata sopir.
"Ya," jawab saya, sambil mencek google map untuk mencari tahu penyebab dan panjangnya kemacetan. Ternyata Jalan Gelora, akses ke belakang komplek DPR, ditutup.

"Belok ke Jalan Gerbang Pemuda saja nanti," saya mengarahkan. 

Lepas dari kemacetan, mobil belok kanan ke Jalan Gerbang Pemuda. Lancar. Tapi di ujung, akses masuk ke Jalan Gatot Subroto ditutup, sehingga mobil harus berputar balik di ujung jalan.

Pilihannya adalah berputar kembali lalu naik flyover Jalan Gerbang Pemuda, untuk selanjutnya blusukan lewat jalan-jalan kecil sampai kemudian masuk ke Jalan Pejompongan Raya, lalu belok kiri masuk lewat kolong flyover Slipi menuju Manggala Wanabhakti. Ternyata Jalan Palmerah Timur yang melengkung di sisi barat komplek Manggala sudah ditutup dan steril dari kendaraan bermotor.

Di sepanjang Jalan Palmerah Timur sampai Stasiun Commuterline Palmerah, saya lihat polisi sudah berjaga-jaga. Di tepi flyover Slipi saya melihat banyak anak SLTA berseragam putih abu-abu dan anak SMP berseragam pramuka bergerombol.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun